Why.5:1-10, Luk.19:41-44
Banyaknya kasus perceraian memperlihatkan betapa rapuhnya sebuah kesetiaan. Orang bisa saja tidak setia kepada janji pernikahan untuk hidup bersama pasangan seumur hidup. Di hadapan pelbagai godaan dan cobaan orang terlena dan lupa akan status dan janjinya.
Dalam banyak hal, hilangnya sebuah kesetiaan menghasilkan malapetaka. Demikian Yesus menangisi dan menubuatkan kehancuran Yerusalem karena ketidaksetiaan mereka akan misi damai yang diberikan kepada bangsa itu sejak nenek moyang mereka. Yerusalem menutup diri bagi kehadiran Dia, Sang Raja Damai. Yerusalem bukannya menjadi kota damai, sebaliknya Yerusalem berusaha menghancurkan Pembawa Damai. Semuanya itu terjadi karena mereka tidak mampu melihat, mengerti dan percaya bahwa Ia datang untuk menyelamatkan mereka dan umat manusia pada umumnya.
Sungguh, Dia yang ditolak hendak dilenyapkan oleh penduduk Yerusalem itu adalah Dia, satu-satunya orang yang dapat membuka materai kitab kehidupan. Dia adalah Anak Domba yang telah disembelih dan dengan darah-Nya, Ia telah menebus sekalian umat manusia untuk Allah dan dengan demikian menjadikan mereka menjadi satu kerajaan.
Kita telah menerima iman dan kebenaran akan Dia, Sang Anak Domba. Akankah kita setia dalam relasi dengan Dia dan setia pula melaksanakan kehendak-Nya untuk kita semua dan untuk masing-masing di antara kita.
Ya Yesus, jangan biarkan aku membuat-Mu menangis karena ketegaran hati dan ketidaksetiaanku. Mampukanlah aku untuk selalu setia dalam ikatan kasih itu. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2014
Keterangan foto: Yesus Meratapi Kota Yerusalem, ilustrasi dari www.awedbyjesuschrist.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.