MUMNYA, orang tua yang sudah uzur akan menyampaikan nasihat-nasihat atau wasiat kepada anak atau keturunannya. Nasihat-nasihat itu sering kali berhubungan dengan apa yang perlu dilakukan dan apa yang harus dihindarkan. Itu pula yang dialami dan dilakukan oleh Musa dalam kisah bacaan pertama hari ini. Musa yang sudah tua, memperingatkan bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah perjanjian, yakni tanah Kanaan. Ia mengingatkan mereka perihal peranaan Tuhan dalam perjalanan menuju tanah terjanji. Kesetiaan pada Tuhan akan membuat mereka mencapai keselamatan, sebaliknya melupakan Tuhan akan membawa mereka pada kehancuran. Maka, Musa menyampaikan kepada mereka: “…kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk, Pilihlah kehidupan supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu.”
Injil hari ini menyampaikan suatu pilihan yang luar biasa. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa setiap orang yang hendak mengikuti Dia harus menyangkal diri dan memikul salib.
Yesus mengajak kita menomorsatukan kehendak Allah dan bukan kesenangan yang kerap membawa kita pada kehancuran. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Ajakan Yesus ini sangat relevan pada masa Prapaskah yang sedang kita jalani. Memikul salib merupakan salah satu keutamaan Krsitiani guna mempersiapkan diri menghadapi semua kemungkinan yang akan terjadi dalam kehidupan kita dengan membuka hati kepada kehendak Allah. Maka marilah kita menjalankan puasa dengan berdoa dan beramal, semoga setiap keputusan yang kita ambil membawakan kebaikan kepada kita dan berkenan kepada Tuhan.
Ya Allah, berikanlah aku hati yang selalu terbuka kepada-Mu, supaya aku dapat menyangkal diri dan memikul salib demi keselamatanku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit Obor, Jakarta
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.