RANG segera ingin mendapatkan hasil instant dan nyata dari sebuah doa. Maka bila keinginannya tidak terpenuhi mulailah muncul kekecewaan, antipati dengan doa bahkan mulai menyalahkan Tuhan. Sikap yang sering terjadi adalah manusia seakan menuntut dan meminta Tuhan untuk mematuhi kehendaknya.
Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Allah Bapa adalah Kasih. Ia sumber kasih dan mengetahui apa yang manusia perlukan. Belas kasih-Nya dibukakan terhadap siapa pun yang bermohon kepada-Nya (bdk. Luk. 11:13). Sikap bermohon kepada-Nya dalam doa dilandaskan pada keterbukaan serta penyerahan diri pada kehendak-Nya. Dengan ajaran ini Yesus mengajarkan agar kita selalu dan tidak jemu-jemunya membangun relasi dengan Allah melalui doa-doa dengan sikap penyerahan diri pada kehendak-Nya.
Buah-buah dari relasi dengan Allah dalam doa teramati dalam sikap hidup dan tindaka yang benar. Nabi Maleakhi melukiskan bahwa sikap hidup yang benar membawa belas kasih Allah kepada orang yang setia kepada-Nya (bdk. Mal. 3:17). Orang benar dan takut akan Allah serta terbuka menyerahkan hidupnya kepada Allah akan memperoleh kebahagiaan (bdk. Mal. 4:2a).
Apakah kita selalu berdoa dalam setiap aktivitas hidup harian? Apakah kita sadar bahwa da adalah kekuatan dalam hidup?
Allah yang Mahabaik, bantulah aku untuk menyelami kehendak-Mu dalam seluruh hidupku. Semoga pula aku semakin mampu menyerahkan diri kepada-Mu. Amin.
Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta.
Kredit Foto : Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.