UNGGUH mengherankan ketika Yesus meminta Simon, yang adalah nelayan ulung danau Genesaret, untuk menbarkan jala menangkap ikan. Padahal Simon sendiri sudah semalam-malaman tidak mendapatkan seekor pun ikan (bdk. Luk.5:5). Menakjubkan!
Panggilan kemuridan dimulai dari lingkup sederhana dan berkenaan dedngan kehidupan harian para murid. Wibawa dan kuasa Yesus memesona Simon dan nelayan lain untuk melakukan apa yang diminta Yesus, “…tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga” (Luk. 5:5b). Yesus mengundang para nelayan untuk ambil bagian dalam karya dan perutusanNya. Mereka yang sebelumnya penangkap ikan, sekarang diundang menjadi penjala manusia. Perjumpaan dengan Yesus tidak sekadar memesona para murid melainkan meneguhkan mereka untuk ambil bagian dalam karya-Nya. Tanggapan mereka terhadap panggilan Yesus ialah dengan meninggalkan segalanya. Sebuah konsekuensi dari panggilan kemuridan.
Dalam banyak cara Yesus pun mengundang setiap irang untuk ambil bagian dalam perutusan-Nya. Semua orang diajak untuk menjadi penjala manusia dengan pewartaan cinta dan kehidupan bagi sesama. Panggilan kemuridan dianugerahkan kepada siapa saja dan dengan peran yang beragam pula (bdk. 1Kor.3:22).
Tuhan Yesus, jadikanlah aku orang yang terbuka akan sabda-Mu. Mampukan aku untuk menjawab undangan cinta-Mu dan mewartakan kasih bagi banyak orang. Amin.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.