IMAN yang kokoh baru dibuktikan dalam pengurbanan yang tulus. Abraham disebut sebagai “bapa orang beriman” karena kepercayaan yang begitu besar bahwa Tuhanlah penyelenggara segala sesuati. Ia tidak segan-segan mengurbankan anak satu-satunya karena pada waktunya pasti ‘Tu
han menyediakan” (Kej. 22:14). Yesus melihat iman orang-orang yang rela berkurban untuk membawa saudarnyg lumpuh kepada-Nya. Ia bersabda, “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni” (Mat. 9:2). Orang yang lumpuh itu sembuh karena diterima kembali sebagai anak Tuhan, dan kuasa Yesus mengampuni dosa membawa mukjizat yang tak terbayangkan sebelumnya. Peran sesama demi kesembuhan seseorang sangat penting ketika tampak dalam pengurbanan yang pemuh iman.
Di zaman kita ini, penderitaan sering disamakan dengan pengurbanan, padahal tidak semua demikian. Pengurbanan selalu terarah pada keselamatan dan kebahagiaan lebih banyak orang dan bukan pada kepentingan pribadi. Ungkapan iman kita mesti disertai dengan ketulusan memperjuangkan kebaikan bagi orang lain. Dengan begitu, rahmat kerahiman Tuhan dapat dialami semakin banyak orang karena kerelaan kita berkurban memperjuangkan sesama.
Yesus, Tuhan jiwaku, semoga kerahiman-Mu yang telah kualami membuatku dengan senang hati berkurban juga demi kesembuhan dan keselamatan saudara-saudariku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2017
Kredit Foto: Contoh kerja keras dan pengorbanan orang tua/wikipedia.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.