PEKAN BIASA XVIII-PESTA YESUS MENAMPAKKAN KEMULIAAN-NYA
Dan. 7:9-10,13-14 atu 2Ptr. 1:16-19; Mzm. 97:1-2,5-6,9; Mrk. 9:2-10
PERJUMPAAN Yesus dengan Nabi Musa dan Elia, dalam suasana khusus di puncak gunung, amat mengesankan para murid.”Rabi, betapa bahagianya berada di tempat ini,” ujar Petrus. Namun, Yesus tidak membiarkan para murid-Nya membangun kemah kenyamanan di puncak gunung, tetapi mengajak mereka kembali berjalan bersama-Nya menuju Yerusalem, suatu medan penuh resiko. Kebahagian yang dialami para murid di puncak gunung tersebut menjadi bekal serta kekuatan pada saat mereka harus menjalani kesulitan hidup. Tuhan menampakkan kemualiaan-Nya. Wajah-Nya berubah dan pakian-Nya berkilau-kilauan. Musa, pemberi hukum Taurat kepada umat Israel namun demikian, ia punya peranan terbatas pada itu saja. Ia juga adalah nabi, utusan Allah. Elia, nabi terbesar dalam sejarah umat Israel turut hadir dalam kemulian-Nya. Ia adalah nabi pembaharu segala sesuatu sehingga ia berdiri disamping Yesus sebagai pembaharu.
Kedamaian, peneguhan serta kebahagian spiritual memang kita butuhkan. Namun, kita sadar bahwa jalan salib yang sulit dalam perjalanan iman kita. Kita harus berjuang melewati jalan salib kita agar kebahagian sejati dapat kita raih. Kadang kita terlarut dalam kebahagian dan kedamaian sehingga ketika mengalami cobaan dan tantangan kita hanya bisa mengeluh dan tidak mampu menemukan jalan keluar yang terbaik. Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya hendaknya menjadi pembeljaran iman bahwa apa yang dialami ketiga rasul di gunung Tabor dan kemudian berjalan turun ke Yerusalem dapat kita alami dalam keseharian hidup kita. Allah menampakkan kemuliaan-Nya dalam setiap peristiwa hidup yang kita jalankan. Allah hadir dalam diri sesama yang selalu ada di samping kita. Yang menjadi persoalan sekarang, apakah kita mampu membuka mata hati iman sehingga kita memaknai setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai bentuk campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Memang kita tidak akan pernah mengalami hal yang serupa dengan apa yang dialami ketiga Murid Yesus, namun Kemuliaan Tuhan tetap akan selalu menyertai setiap perjalanan hidup kita. Yang Tuhan butuhkan agar iman kita tetap kuat dan tetap terjaga sehingga kita kita tidak terlelap oleh tawaran dunia yang membawah kita kepada kehancuran iman kita. Pesta penampakkan Tuhan, hendaknya kita maknai sebagai bentuk undangan Tuhan kepada kita semua agar selalu hidup sebagai orang benar dengan demikian kita diperkenankan untuk bisa menikmati kemuliaan abadi. ***
Foto Kredit: Yesus menampakkan kemuliaan-Nya, catatanseorangofs.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.