Ketaatan versus Kebebasan
(Bacaan I: Kol. 1:9-14, Injil: Luk. 5:1-11)
LUK 5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
Luk 5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
Luk 5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
Luk 5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”
Luk 5:5 Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”
Luk 5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
Luk 5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
Luk 5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.”
Luk 5:9 Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap;
Luk 5:10 demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.”
Luk 5:11 Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.
Renungan
Yesus menyuruh Petrus untuk pergi ke tempat yang dalam dan menjala ikan di sana. Sebetulnya Petrus mempunyai alasan-alasan rasional untuk mengabaikan perintah Yesus itu, misalnya: Yesus adalah tukang kayu, bukan nelayan. Bagaiamana mereka sebagai nelayan harus menuruti nasehat dari tukang kayu dalam hal menangkap ikan? Sepanjang malam itu mereka tidak mendapat ikan ( ay.5 ). Padahal malam adalah waktu yang terbaik untuk menangkap ikan. Tetapi sekarang Yesus menyuruh mereka menjala ikan pada pagi hari atau siang hari. Tempat yang dalam bukanlah tem,pat yang baik untuk menjala ikan, kecuali mereka mempunyai jala yang sangat besar dan lebar, yang jelas tidak dipunyai oleh nelayan pada zaman itu. Tetapi, hal yang luar biasa adalah: sekalipun ia mempunyai alasan – alasan rasional tersebut, ia tetap menaati perintah itu.
Ketaatan pada zaman ini bukanlah perkara yang mudah. Orang modern zaman ini khususnya anak-anak muda kita mengagungkan yang namanya kebebasasn. Pertanyaannya adalah apakah kebebasan manusia bertentangan dengan ketaatan pada kehendak Allah? Untuk orang yang ingin melakukan perbuatan dosa, pasti jawabannya adalah YA. Tetapi, untuk orang yang ingin hidup benar, taat pada kehendak Allah pasti akan menuntun kita pada kebebasan sehati, hidup menjadi lebih damai dan sejahtera.
Ya Bapa, ajarilah aku untuk selalu taat pada kehendak-Mu sehingga aku aakan mengalami kebebasan sejati sebagai anak-anak Allah, Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2015
Credit Foto: Ilustrasi,www.bigmansirait.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.