MAT 13:54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
Mat 13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
Mat 13:56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”
Mat 13:57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”
Mat 13:58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.
Renungan
Yeremia ditolak oleh raja dan masyarakatnya. Sebab dia tidak mewartakan apa yang disenangi mereka. Di depan pintu Bait Allah, dia menyampaikan Sabda Allah bahwa Kenisah akan hancur seperti di Silo, dan kota Yerusalem akan runtuh dan menjadi kutuk bagi segala bangsa. Nubuat ini membuat geram masyarakat. Akibatnya, Yeremia mau ditangkap dan dihukum mati.
Yesus juga tidak mewartakan apa yang disukai raja dan masyarakat saat itu. Malah Dia menantang mereka untuk segera bertobat. Mukjizat-Nya tidak mampu membuat mereka bertobat. Akibatnya, Yesus ditolak, bahkan di kota asal-Nya sendiri, Nazareth. Penolakan juga muncul karena Yesus bukan keturunan raja, bukan keturunan rabbi terkenal, bukan orang Farisi dan Saduki. Dia orang biasa, Keluarga dan sanak sauadra-Nya mereka kenal. Mereka heran, mengapa Dia bisa berkotbah dan membuat mukjizat. Mereka pun menolak Dia.
Sikap menolak seseorang kerap terjadi juga pada kita, Dalam menerima nasihat, kita lebih sering melihat siapa orangnya daripada kebenaran apa yang disampaikannya. Kita menilai orang dari luar, bukan dari isinya. Ini salah. Pepatah mengatakan, “do not judge the book by its cover” (Jangan menilai buku dari kovernya saja). Sama seperti orang-orang di zaman Nabi Yeremia dan Yesus, kita juga sering kali menolak yang baik, yang datang dari Allah atau dari orang-orang di sekitar kita, hanya karena tidak senang atau tidak suka. Kalau sudah tidak suka sama seseorang, apa pun yang berasal dari orang itu, tidak ada benarnya. Marilah kita mengubah sikap buruk ini. Kebenaran bisa dari dari siapa saja.
Ya Tuhan, semoga aku rendah hati dan mau menerima nasihat dari siapa saja, termasuk dari orang-orang yang tidak aku senangi. Amin.
======
Sumber: Ziarah Batin 2016
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.