ITA semua dipanggil dan diutus Tuhan seperti “anak domba ke tengah serigala”. Tanpa perlengkapan senjata dan bekal lainnya sebagai penunjang, bagaimana mungkin anak domba bisa bertahan di hadapan serigala? Seuatu yang tidak masuk akal. Tetapi itulah logika perutusan Tuhan. Bukan karena kita kuat dan hebat maka diutus-Nya untuk menjadi saksi Kristus di tengah dunia, yang cenderung anti Kristus dan mengabaikan nilai-nilai Kerajaan Allah. Bukan pula karena kita memiliki segala tools dan jaminan duniawi untuk mendukung perutusan itu. Tetapi, semua itu mau menyatakan kebesaran Allah dibalik kesediaan dan ketulusan hati kita untuk menjadi saksi-Nya. Seorang yang siap diutus itu sama seperti seorang bayi yang baru lahir ke tengah dunia. Ia mengandalkan Tuhan dan penyertaan serta perlindungan kasih sesamanya.
Seperti seorang anak yang baru lahir, kita hanya memiliki keberanian untuk memulai sesuatu yang mungkin belum pernah kita masuki sebelumnya. Atau bisa saja kita diutus untuk menjungkirbalikan logika manusia yang cenderung materialistis dan pragmatis.
Teringat Rasul Paulus yang sebelumnya menganiaya orang Kristen, kemudian lahir kembali menjadi seorang utusan Tuhan yang perkasa setelah ia lahir baru dari kebutaannya. Paulus menanggalkan segala perlengkapan perangnya dan meninggalkan pasukan elitnya untuk menjadi saksi Kristus. Ia mengandalkan Tuhan dan dua pengikut setia selalu menemani perjalanannya, yakni Timotius dan Titus, yang pestanya kita rayakan pada hari ini.
Kita semua dipanggil dan diutus Tuhan seperti domba ke tengah serigala. Jangan takut karena Tuhan sendiri yang mengutus kita. Jangan pula merasa sendirian, karena banyak saudara kita seiman yang mau menjadi rekan seperjalanan kita dan mendukung setiap usaha kita untuk memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah walau ditentang banyak orang bahkan diancan dan dipenjara.
Tuhan Yesus, aku siap menjadi utusan-Mu. Bersama saudara-saudariku seiman aku mau menjadi saksi-Mu yang berani dan tegas. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.