ANYAK orang tua terkejut, kagum dan terpana menyaksikan kotbah seorang imam muda yang baru ditahbiskan dalam perayaan misa perdananya. Bukan sekedar kotbahnya yang menarik dengan penampilan energik, tetapi beberapa kesaksian dalam penggalan kotbahnya berkisah perihal hidup yang pernah dilaluinya; “kenakalan anak muda”, tidak terlibat dalam kegiatan iman, dan sebagainya. Sebuah pembalikan totoal dari identitas yang kini dilakoninya.
Setiap orang memiliki cara dan jalan dalam pelbagai panggilan hidup serta perutusannya. Ada yang langsung dan cepat, ada yang mengikuti jalan berliku dengan pelbagai pengalaman. Panggilan dan perutusan Tuhan itu diwartakan kepada siapa pun dengan latar belakang apa pun untuk pelbagai tugas dan tanggung jawab dalam membangun persekutuan tubuh Kristus (bdk. Ef. 4:11-12). Panggilan kemuridan hendak menegaskan bahwa setiap orang diundang untuk ambil bagian dalam proyek keselamatan Allah di dunia ini. Panggilan untuk menjadi murid dan saksi cinta Yesus menuntut jawaban dan kesediaan tanpa syarat (bdk. Mat. 9:9).
St. Matius Rasul dan Pengarang Injil yang dipestakan hari ini menunjukkan panggilan universalitas Allah terhadap siapa saja yang terbuka dan ambil bagian dalam perutusan-Nya (bdk. Mat. 9:12). Matius menjawab panggilan kemuridan Tuhan dengan ambil bagian dalam karya Yesus dan meneruskan kesaksian tentang Yesus dengan Injil yang dituliskannya. Dalam kisah panggilan Matius, kita menemukan kasih Allah yang terbuka bagi mereka yang dianggap pendosa oleh dunia.
Ya Yesus, panggillah banyak kaum muda kami untuk ambil bagtian dalam karya misi-Mu di dunia. Semoga dunia semakin dipenuhi kedamaian dan cinta persaudaran oleh kesaksian banyak orang tentang Dikau. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.