BARAHAM adalah Bapa orang beriman. Oleh kepercayaannya Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (bdk. Rm.4:3). Paulus menujukkan sikap keberimanan Abraham sebagai teladan bagi orang-orang beriman. Sikap beriman Abraham membawa kepenuhan janji bagi bangsa Israel. Ia adalah nenek moyang mereka yang beriman.
Lukas dalam Injilnya menceritakan bagaimana Yesus memberikan pengajaran khusus bagi murid-murid. Ajaran tersebut mengingatkan dan menegaskan para murid untuk selalu jujur dan terbuka terhadap Allah dan sesama. Yesus menekankan sikap hidup jujur dan percaya. Abraham sebagai bapa orang beriman ditampilkan kembali. Ia tampil sebagai sosok yang mewakili cara beriman bagi manusia. Sikap yang diajarkan oleh Yesus kepada para murid ialah agar mereka memiliki sikap takut dan setia akan Allah. Inilah kemegahan yang telah ditunjukkan Abraham. Ia menerima tugas perutusan dari Allah dengan iman yang gembira dan kuat. Martabat kemanusiaan kita diangkat kembali karena Allah memberikan cinta-Nya. Setiap kita diteguhkan untuk berani mengakui dan mengimani Yesus sebagai penyelamat. Apakah kita sudah menghidupi iman secara konkret? Bagaimana iman dapat dinyatakan dalam tindakan sehari-hari?
Tuhan Yesus, bantulah aku untuk selalu jujur dalam hidup. Bukalah hatiku agar berani mengakui dan mengimani Engkau sebagai Tuhan, di mana pun aku berada. Amin.
Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.