Menderita karena Nama Yesus
(Kis. 5: 34-42; Injil: Yoh. 6: 1-15)
SERING kita mendengar orang atau kelompok tertentu atau mungkin kita sendiri mengeluh, “Ah, saya terus yang ambil bagian dalam tugas liturgi dan kegiatan lainnya baik di gereja maupun di rukun, lain kali saya tidak mau lagi”. Atau, “Ah, kalau kami pergi melayani selalu saja dikomentari macam-macam, kami tidak mau lagi terlibat dalam kegiatan atau pergi melayani”. Dan, akhirnya mereka berhenti bertugas atau pergi melayani.
Sulit menemukan orang yang teguh, taat dan setia beriman dan menghayati atau menunjukkan pengungkapan dan perwujudan imannya dalam situasi yang sulit. Itu baru tugas liturgi beberapa kali atau baru mendengar komentar beberapa kali ketika pergi melayani yang juga hanya beberapa kali, belum lagi kalau diancam atau dianiaya. Kepada orang yang mengeluh atau mau berhenti melayani saya sering katakan, “Ah, anda ini salah kalau bersikap demikian, ini kesempatan baik bagi anda utuk mengumpulkan upah di surga, tetapi malah anda tolak. Jadi mestinya justru senang karena diberikan banyak kesempatan untuk mengumpulkan upah di surga”.
Memang sulit untuk taat, setia dan mau berkorban. Jika pelayanan dan karya hanya dilihat sebagai karya manusia, maka akan cepat habis semangat, mundur dan berhenti. Tetapi jika dilihat sebagai karya Allah maka akan bertahan lama. “Jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti bahwa kamu melawan Allah”, kata Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak. Mari kita melihat tugas, karya dan pelayanan kita sebagai ambil bagian dalam karya Allah sehingga kita dapat bertahan dan gembira dalam pelayanan. Seperti para Rasul setelah diadili dan dilepaskan, “meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah”. Para Rasul tidak berhenti mewartakan Injil sekalipun diancam, kita pun demikian.
Ilustrasi:Warga Chicago demo menuntut pembebasan warga Kristen Syiria yang disendera, www.republika.co.id
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.