SAHABAT SMP saya bukan orang Kristen. Saya kagum akan hidupnya. Dia selalu menyediakan waktu sebisanya, di tengah kesibukannya mengurus anak-anaknya dan pekerjaannya, untuk berperan-serta dalam kegiatan-kegiatan sosial keagamaannya. Sebagian besar gajinya dipakai untuk beramal, sementara dia dan keluarganya hidup sederhana. Bagi dia, hidup adalah untuk mengasihi sesama. Bagi saya, dia juga keturunan Abraham dan pengikut Kristus.
Tidak dapat disangkal bahwa kebanyakan manusia zaman modern ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan material daripada keperluan rohani dan kebakaan. Yesus mengingatkan dalam Injil hari ini bahwa nyawa memang penting, tetapi keselamatan jiwa jauh lebih penting! Jangan sampai kita terlalu sibuk mencari bahkan menumpuk harta dunia sampai-sampai melupakan harta di surga. Kita bisa saja beralasan bahwa kita bekerja keras demi kebutuhan hidup anak-anak dan keluarga sampai lupa waktu untuk berdoa dan beramal.
Ragi orang-orang Farisi, yakni kemunafikan mereka. Yesus mewanti-wanti kita untuk waspada terhadapnya. Keprihatinan Yesus sangat beralasan, mengingat ragi ini tanpa bentuk, tanpa warna, tanpa bau, susah dideteksi, namun sangat poten, sangat berpengaruh. Tanpa sadar bisa saja kita sudah terjebak dan terpengaruh. Tampilan lahiriah memang penting, tetapi yang jauh lebih penting adalah soal batiniah-rohaniah. Kasih itu bukan soal ujar bibir dan tingkah laku saleh tanpa kasih kepada Allah dan sesama. Kasih kepada Allah dan sesama ini hanya bisa terjabarkan lewat doa sejati dan amal tanpa pamrih.*** (RP. Gregorius Paulus, CSE).
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.