DOSA diawali keinginan manusia untuk hidup “mandiri”, menentukan langkah hidupnya sendiri dan lepas dari titah Tuhan. Iblis tahu kecenderungan manusia ini, karena itu dia berhasil membujuk manusia. “Pada waktu engkau memakannya, matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat”, bujuk iblis. Ketika manusia jatuh dalam godaan iblis, yang terjadi justru sebaliknya. Mata hatinya menjadi tertutup. Ia tidak peduli akan perilakunya baik atau jahat, tidak (mau) peduli akan kehadiran Tuhan. Inilah kisah kejatuhan manusia yang diceritakan dalam kitab Kejadian.
Hal serupa juga kerap terjadi dalam hidup ini. Kita enggan menerima dan membiarkan Tuhan masuk ke dalam hidup kita. Kita bersembunyi dari Tuhan, agar dapat melakukan segalanya sesuai dengan kehendak kita sendiri. Kita enggan mengubah sikap buruk kita terhadap sesama. Karena itu, Yesus datang agar kita menjadi sembuh dan berubah. Yesus datang untuk membuka mata, telinga, dan lidah kita, agar kita dapat melihat dan mendengarkan Tuhan, agar kita dapat memuji kebesaran-Nya. Yesus datang untuk memulihkan hubungan kita dengan Tuhan. Kisah penyembuhan seorang tuli dan gagap dalam Injil hari ini, juga memberikan pesan bagi kita. Bahwasanya kita perlu selalu terbuka untuk mendengarkan perintah Tuhan melalui firman-Nya, dan lantang bersaksi tentang kebaikan Tuhan bagi dunia.
Tuhan, jangan biarkan aku tenggelam dalam kesenangan dan kesibukanku sendiri. Sentuhlah aku, agar mataku melihat kehadiran-Mu, dan telingaku terbuka mendengarkan sabda-Mu. Amin.
Ziarah batinmu sepekan ke depan:
Renungan harian 16 Februari 2019
Renungan harian 17 Februari 2019
Sumber: ZIarah Batin 2019, OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.