KESABARAN adalah pilihan sikap yang tepat untuk mendengar dengan baik. Kita sering kali tidak sabar dalam mendengarkan sesama. Kita juga membawa kebiasaan tergesa-gesa dalam berliturgi – semua mau dilakukan dengan cepat. Yang sabar dalam mendengakan dapat melahirkan kepekaan dalam bertutur dan bersikap. Kita sering jumpai dalam hidup ada orang yang sabar dalam mendengarkan, namun ada juga yang tidak sabar.
Allah tidak berpikir tentang diri-Nya sendiri. Allah peduli dengan hidup dan keselamatan manusia. Karena itu, selain para nabi, Dia mengutus putera-Nya yang tunggal. Allah tidak pernah bosan menemui manusia dengan berbagai cara untuk menyelamatkan jiwanya dan menuntun pada hidup yang benar. Dalam bacaan Injil hari ini kita mendengarkan ajaran Yesus dengan baik. “Dengan apakah Kuumpamakan angkatan ini? Mereka seperti anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: kami meniup seruling bagimu tapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung” (mat. 11:17)
Sikap hati yang tertutup dan tidak peka sulit peduli atas ajakan apa pun. Karena itu, momentum Adven seyogyanya digunakan untuk kembali merefleksikan sikap kepeduliaan dan kerelaan dalam mendengarkan ajakan yang mengantar kita kepada keselamatan dan kebaikan bersama.
Ya Tuhan, ajarilah aku agar mampu peduli dan peka dalam menanggapi sabda-Mu yang menuntun aku pada jalan keselamatan dan kebahagiaan kekal. Amin.
Renungan Harian ini diambil dari Buku “Ziarah Batin 2017”, Diterbitkan oleh Penerbit OBOR, Jakarta
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.