ARI peristiwa penggandaan roti, Yesus ingin mengajarkan kepada para murid-Nya perihal sikap kepekaan dan kepedulian terhadap sesama. Hanya dengan cara itu mereka bisa bersolider dengan yang lain. Yesus adalah roti kehidupan, Ia tak membiarkan orang yang datang kepada-Nya pergi dengan kelaparan. Bersama para murid, Ia menyediakan makanan bagi mereka. Solidaritas dengan sesame yang menderita bukanlah sebuah kalkulasi matematis, sebuah perhitungan untung rugi. Solidaritas dengan sesama berarti kesediaan untuk meberi diri, meskipun sedang dalam kekurangan. Pemberian yang dilandasi dengan ketulusan akan melahirkan rasa syukur.
Pertanyaan Yesus dalam Injil pun diajukan kepada kita: “Di mana kita harus membeli roti supaya mereka bisa makan?” Kekurangan tak boleh menjadi ala bagi kita untuk tidak berbagi. Yesus akan mengatakan hal yang sama: “Kamu harus memberi mereka makan!” Saat ini kita pun diajak oleh Yesus untuk memiliki kepekaan terhadap sesama, terutama mereka yang berkekurangan, miskin, terbuang, terlupakan dan yang menderita. Kepekaan dan sikap solidaritas menuntut tindakan nyata, bukan sekadar formulasi kata-kata. Tuhan sendiri akan memberkahi usaha kita.
Tuhan, tumbuhkanlah kasih dalam diriku untuk-Mu dan sesamaku. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2018
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.