Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian, Jumat, 09 Februari 2018, Mrk. 7:31-37

Renungan Harian, Jumat, 09 Februari 2018, Mrk. 7:31-37

Derita Pengungsi/Kredit:CNWNews

DA ungkapan yang mengatakan bahwa orangtua merupakan orang yang telah banyak ‘makan asam garam’ dalam kehidupan. Artinya, mereka telah memiliki banyak pengalaman dalam perjanalan hidup. Namun, hal itu tidak berarti bahwa orangtua selalu lebih benar daripada anak muda. Rehabeam adalah anak Salomo yang usianya masih muda ketika ia menjadi pemimpin menggantikan Salomo. Dalam kepemimpinannya, ia didampingi oleh para tua-tua yang telah melayani ayahnya. Namun, Rehabeam lebih mendengar nasihat teman-teman sebayanya yang berpendapat bahwa keberhasilan pemimpin harus ditunjukkan dengan kekuatan dan kekerasan.

Di masa Salomo berkuasa, keberhasilan kepemimpinan lebih ditentukan oleh rasa takut dan kesetiaan pada Tuhan.

Dalam kisah Injil hari ini, Yesus hadir dan menyembuhkan banyak orang. Ia membawa sukacita ke tengah mereka. Kisah penyembuhan si tuli tidak semata-mata merupakan pengembalian fungsi telinga padanya, tetapi juga merupakan ajakan untuk membuka hati pada suara dan kehendak Tuhan. Barangkali jumlah yang menderita tulis secara fisik tidak seberapa, tetapu yang tuli hatinya secara rohani barangkali lebih banyak. Mukjizat penyembuhan oleh Yesus pun ditujukkan kepada mereka. Kata-kata ‘effata’ tentu saja tidak hanya untuk orang tuli dan gagap itu, tetapi juga untuk kita semua supaya berani membuka mata dan telinga serta hati kita kepada Yesus Sang penyembuh utama di dalam hidup kita.

Kehadiran Tuhan dalam hidup sering kali mengubah segalanya. Ia tentu bukan pesulap. Ia adalah Tuhan yang mampu melakukan segala sesuatu. Kita hanya perlu membuka diri pada kehadiran dan rencana-Nya, sambil terus mengandalkan kuasa-Nya dalam kehidupan.

Ya Allah, aku bersyukur atas segala mukjizat-Mu yang telah aku alami dalam hidup ini. Bukalah mata dan telinga serta hatiku supaya kehadiranku dapat menjadi berkat bagi orang lain. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit Obor, Jakarta