15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
15:4 “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,
15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.
15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. ”
Renungan
Kisah domba yang hilang merupakan sebuah narasi tentang cinta Allah yang mahaluas terhadap manusia. Diceritakan ada seratus ekor domba sedang merumput di padang gembalaan. Sebagai penjaga yang bertanggung jawab, si Gembala tentu mengenal dan memperhatikan domba dengan baik. Domba adalah bagaian dari dirinya sendiri dan ia hidup dengan mereka. Gembala mengenal domba-dombanya demikian pun domba-domba mengenal siapa gembalanya. Antara Gembala dan domba dapat dipastikan memiliki relasi yang begitu akrab dan mendalam. Maka dapat dibayangkan betapa cemasnya sang Gembala ketika mengetahui bahwa ada domba yang hilang dan meninggalkan kawanannya. Untuk itu tidak ada alasan lain, selain pergi mencari dan berusaha menemukan yang hilang. Ia rela meninggalkan yang Sembilan puluh Sembilan di padang rumput dan pergi mencari satu yang hilang. Hal ini menunjukkan betapa sang Gembala mencintai dan mengasihi domba-dombanya tanpa perhitungan untung- rugi, Kasihnya terhadap yang 99 ekor, sama ukurannya dengan kasih terhadap seekor yang hilang.
Domba yang hilang adalah gambaran kitra manusia,Sering kali kita mengingkari Tuhan yang amat mencintai kita. Kita meninggalkan Kasih-Nya, jatuh dalam dosa dan mau memisahkan diri dari kasih Tuhan. Namun, seperti gembala, Tuhan tidak ingin membiarkan kita hilang dan tersesat. Sekalipun kita menghilang. Ia tetap setia mencari dan menemukan kita. Sebab kasih-Nya pada orang benar dan pendosa tetaplah sama, tanpa pandang bulu. Inilah cinta Tuhan yang tidak dapat diukur oleh kalkulasi manusia. Sebuah cinta tanpa kalkulasi. Tuhan begitu mengasihi manusia, karena kita berharga di mata-Nya. Betapa Allah benar-benar menghargai setiap manusia,pribadi per pribadi, tanpa membeda-bedakan yang benar dan yang salah., Ia memosisikan dan menempatkan kita menusia sebagai subjek yang patut dikasihi dan dihargai dalam sukacita surgawi. Semoga kita pun demikian bagi orang-orang yang terdekat dengan kita, orang-orang yang dipercayakan kepada kita, agar menjadi gembala yang baik bagi sesama kita.
Ya Tuhan, aku begitu berharga di mata-Mu sehingga sekalipun aku tersesat dan jatuh dalam dosa, Engkau tetap mencari dan menyelamatkan Aku. Semoga aku pun sanggup menghargai diriku sendiri dengan berperilaku kudus tidak tercemar oleh dosa dan kegelapan. Amin
=====
Sumber: Ziarah Batin.
Kredit Foto: globalrecordings.net
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.