Bacaan I: Yes. 52:13-53:12
Injil: Yoh. 18:1-19:42
YOH 18:1 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
Yoh 18:2 Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya.
Yoh 18:3 Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.
Yoh 18:4 Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?”
Yoh 18:5 Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Kata-Nya kepada mereka: “Akulah Dia.” Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
Yoh 18:6 Ketika Ia berkata kepada mereka: “Akulah Dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.
Yoh 18:7 Maka Ia bertanya pula: “Siapakah yang kamu cari?” Kata mereka: “Yesus dari Nazaret.”
Yoh 18:8Jawab Yesus: “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.”
Yoh 18:9 Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: “Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.”
Yoh 18:10 Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.
Yoh 18:11 Kata Yesus kepada Petrus: “Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?”
Yoh 18:12 Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia.
Yoh 18:13 Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar;
Yoh 18:14 dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.”
Yoh 18:15 Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar,
Yoh 18:16 tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk.
Yoh 18:17 Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: “Bukankah engkau juga murid orang itu?” Jawab Petrus: “Bukan!”
Yoh 18:18 Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka.
Yoh 18:19 Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya.
Renungan
Penderitaan dan kematian di Kayu Salib dipandang segelintir orang hanya sebagai sebuah tragedi pilu dan memalukan yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Akan tetapi, bagi kita yang mengimani Yesus, kisah yang dialami oleh Yesus justru menjadi awal dari hidup kekal yang Ia bagikan kepada siapa saja yang mau mengikuti-Nya. Sengsara dan wafat Yesus menjadi teladan bagi kita untuk selalu mau berkorban bagi orang – orang yang kita cintai. Inilah teladan hidup Yesus yang terunggul, yaitu menjadi tebusan dan silih bagi orang yang berdosa, walaupun Ia sendiri tidak berdosa. Dosa dan kesalahan kita yang seharusnya kita tanggung dengan kematian kita, telah Ia gantungkan di Kayu Salib… yang awalnya menjadi kayu penghukum, telah menjadi Kayu keselamatan.
Kini, beranikah kita meneladan Yesus yang mengorbankan Diri-Nya secara total bagi keselamatan semua orang?
Tuhan Yesus, Siapkanlah aku ini , senihingga Engkau mau mati untukku. Ajarlah aku untuk selalu mencintai-Mu dengan iman yang mendalam janganlah tinggalkan aku. Amin.
Teks : Ziarah Batin 2015
Credit Foto: Penyangkalan kebenaran,www.iratobing.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.