ADALAH suatu kebahagiaan tersendiri jika suatu benda yang sudah lama hilang,akhirnya kita temukan kembali. Terlebih lagi, jika ada anggota keluarga kita yang ‘hilang’, baik karena kesalahan ataupun dosanya. Ia kembali lagi dalam pertobatan, yaitu menyesali segala perbuatansalahnya dan memutuskan untuk menunjukkan sikap dan tindakannya ke arah yang lebih baik, dan ini merupakan suatu sukacita yang amat besar bagi keluarga dan seluruh sanak saudaranya. Ilustrasi inilah yang mau ditegaskan oleh Yesus mengenai “Anak Yang Hilang“. Tuhan Yesus ingin memperlihatkan bahwa betapa bersukacitanya Allah ketika melihat anak–Nya bertobat.
Dalam cerita atau perumpamaan ini, ada tiga tokoh yang menonjol:pertama, si anak sulung , kedua, si anak bungsu , dan sang bapa dari kedua anak. Anak sulung adalah gambaran orang Farisi dan ahli taurat; Anak bungsu adalah gambaran orang – orang yang berdosa; sedangkan Bapa menggambarkan Allah sendiri.
Sekarang mari kita lihat beberapa refleksi dari perumpamaan ini :
– Allah sungguh mengasihi ciptaan-Nya.
Kita ingin dihantarkan pada suatu pengertian bahwa Allah adalah kasih. Tuhan tidak ingin bahwa segala yang diciptakan–Nya itu hilang. Allah akan senantiasa menantikan anak yang hilang itu untuk kembali kepada-Nya, sejauh manapun kita pergi meninggalkan Tuhan, namun Ia akan senantiasa menantikan kepulangan kita, itulah kasih setia Tuhan (Mazmur 139:7)
– Dampak dari perbuatan dosa
Kisah kepergian si anak bungsu yang membawa semua harta hak miliknya itu mencerminkan kehidupan manusia yang jatuh dalam dosa. Bagi orang yang berpikir pendek memang “Sungguh enak hidup dalam dosa!” ; dan pada akhirnya dosa itu yang akan membinasakan kita secara perlahan-lahan. Godaan dosa itu memang menggiurkan namun pada hakikatnya adalah mematikan (Roma 6:23).
– Pintu pertobatan terbuka lebar
Sejauh manapun kita berdosa, Allah tetap akan menerima kita kembali. Titik balik si anak bungsu adalah saat ia menyadari keadaannya. Ia teringat akan bapanya yang begitu baik dan murah hati.
Oleh: Emirensiana Mamo Sele, KSSY
Penyunting: @omk_indonesia
Kredit Gambar: ekironde.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.