Yer 17:5-10; Luk 16:19-31
SURGA ITU ADA, YESUS JAMINANNYA
Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” (Luk. 16:31)
Bagi para pemuja kesenangan, hidup ini hanya sekali saja. Jika kita sependapat dengan mereka, maka hidup ini sia-sia jika tidak digunakan untuk mengejar kenikmatan, “Mengapa dibuat susah, hidup ini hanya sekali saja!” Pun jika percaya surga itu ada, banyak orang ingin hidup sesuai dengan semboyan, “waktu muda foya-foya, ketika tua kaya raya, kalau mati maunya masuk surga” Namun, kisah tentang orang kaya dan Lazarus dalam bacaan Injil hari ini mengingatkan kita bahwa hidup di dunia bukanlah tujuan akhir. Itu berarti, ada kehidupan lagi setelah di dunia ini. Karena itu, hidup di dunia ini merupakan persiapan untuk kehidupan abadi di akhirat.
Bagaimana seharusnya hidup di dunia ini? Yesus tidak melarang orang untuk memiliki kekayaan, tetapi bagaimana sikap orang terhadap kekayaan itu. Yesus mengecam sikap tidak peduli orang kaya terhadap orang miskin. Sikap tidak peduli menciptakan jurang antara orang kaya dan orang miskin. Ketidakpedulian membuat orang kaya tidak melihat ada manusia lain berada begitu dekat dengannya.
Gambaran tentang surga yang damai bagi orang saleh dan neraka yang panas bagi orang yang tidak saleh bukan dimaksud sebagai cara untuk mengiming-imingi dan menakut-nakuti. Yesus sedang mengajarkan pentingnya percaya pada Yesus dan kebenaran yang diwartakannya. Yesus mewartakan Kerajaan Allah.
Menurut ajaran gereja, Kerajaan Allah sudah dialami sekarang dan di sini dalam bentuk yang sementara dan terbatas. Surga dialami ketika jurang antara mereka yang kaya dan miskin dijembatani. Jembatan itu adalah kasih. Tidak hanya antara kaya dan miskin, kasih mampu mendekatkan dua situasi yang bertolak belakang. Gambaran indah tentang surga disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya” (Yes 11:6). Kasih mendekatkan gambaran Kerajaan Surga pada saat ini. Kerajaan surga akan tercapai kepenuhannya pada saat kedatangan Yesus yang kedua (eschaton).
Kita menggunakan waktu tenaga, waktu, perhatian, materi dengan berfoya-foya dan pamer kekayaan. Semakin banyak kekayaan kita (tenaga, waktu, perhatian, materi), semakin keras panggilan Allah bagi Anda untuk mewujudkan surga di dunia ini dengan peduli pada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (KLMTD). Jaminan bahwa surga itu ada adalah Yesus.
Pertanyaan reflektif:
Sudahkah kita menggunakan tenaga, waktu, perhatian, materi kita untuk peduli pada orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel? Bagaimana caranya?
Doa:
Ya, Bapa terima kasih karena Tuhan Yesus sudah menjaminkan diriNya agar kami percaya surga itu ada. Melalui teladanNya, kamipun dapat mewujudkan surga di dunia ini dengan memberi perhatian kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Terima kasih Bapa. Amin.
(ML. Supama)
Ilustrasi: Jalan Menuju Kerajaan Allah – yesmaya.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.