Im 19: 1-2, 11 – 18; Mat. 25: 31 – 46
DOMBA DAN KAMBING
“Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
(Mat. 25: 40)
Dalam Injil hari ini Yesus berbicara tentang pemisahan antara kambing dan domba, kambing ditempatkan di sebelah kiri di mana ada api kekal sedangkan domba ditempatkan di sebelah kanan, dimana terdapat Kerajaan yang telah disediakan bagi mereka sejak semula. Walaupun Ia menempatkan kambing di mana ada api kekal, Yesus tidak sedang bicara sate kambing, gulai kambing atau sop kaki kambing yang bisa matang jika ada api.
Kambing dan domba berasal dari keluarga yang sama namun mereka memiliki karakter yang berbeda. Kambing adalah hewan yang dianggap susah diatur. Jika sedang tidak mau berjalan, walaupun didorong atau ditarik, ia tetap bertahan. Tapi kalau ingin berjalan, ditarik pun akan memaksa untuk pergi. Sedangkan domba memiliki sifat yang lebih penurut, mudah diarahkan dan hidup berkelompok.
Dalam Alkitab dikisahkan hubungan antara kita dengan Yesus yang dilambangkan dengan ikatan antara domba dan gembala. Domba dapat mengenali suara gembalanya dan mengikuti gembala (bukan orang asing). Suara Tuhan dapat kita kenali jika kita mau mempertajam “telinga rohani” kita dengan berdoa, membaca kitab suci dan merenungkannya serta berpantang dan puasa. Karena kita mengenal suara Tuhan, maka kita mengikutiNya. Mengikuti Yesus tidak hanya rajin berdoa dan pergi ke gereja atau hadir dalam doa lingkungan. Mengikuti Yesus berarti bersikap, bertindak dan berbicara seperti Yesus. Sama seperti anak yang mengidolakan seseorang. Tentu ia akan meniru gaya idolanya. Yesus adalah pribadi yang peduli pada mereka yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Berarti kita juga peduli pada orang yang lapar, haus, yang berada di penjara, sakit dan tersingkir. Dengan cara inilah Sang Gembala mengenali kita domba-dombaNya, yaitu dari apa yang telah kita lakukan untuk sesama kita.
Jika selama ini sikap dan perbuatan kita kadang masih bersikap seperti kambing dan kadang seperti domba, maka masa prapaskah ini merupakan kesempatan kita untuk memperbaiki diri sehingga nanti Yesus berkata kepada kita: ”Terimalah Kerajaan yang disediakan bagimu karena apa yang kamu lakukan untuk sesamamu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Pertanyaan reflektif:
Apakah kita termasuk salah satu dombaNya? Apa yang sudah kita lakukan sehingga kita layak termasuk dalam kelompok domba?
Doa:
Ya Gembala yang baik, berilah kami hati yang peka sehingga kami dapat melihat kebutuhan sesama kami, dan berilah kami hati yang tulus untuk untuk membantu mereka. Amin.
Teks: Sr.Siti Hasanah OSU
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.