Perumpamaan tentang dua orang anak
21:28 “Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. r 21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. 21:30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. 21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: “Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai s dan perempuan-perempuan sundal t akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. 21:32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran u kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai v dan perempuan-perempuan sundal w percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal x dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”
Renungan:
Perkataan hendaknya selaras dengan perbuatan. Orang yang hanya berbicara banyak tanpa berbuat sama seperti tong kosong nyaring bunyinya. Sikap hidup beriman juga hendaknya menyata dalam kata dan tindakan. Tindakan yang paling nyata terwujud dalam pertobatan, yakni pembalikan hidup dari situasi kegelapan hati kepada terang yang berbuah pada perbuatan-perbuatan baik dan cara hidup yang berkenan bagi Allah dan sesama.
Nabi Zefanya melukiskan janji keselamtan yang dianugerahkan Allah kepada Israel. Ketidaksetiaan Israel terhadap Allah tidak mengurangi belas kasih Allah. Dan Allah membentuk mereka menjadi orang-orang yang hidup penuh kerendahan hati dan kelembutan.
Sikap pertobatan yang senada ditegaskan oleh Yesus sendiri. Ia telah menunjukkan jalan dan belas kasih Allah dalam hidup melalui kebaikan sesama, ajaran-ajaran iman, agar kita semakin percaya serta hidup baik dan benar. Upaya pertobatan dan percaya kepada Allah menjadi penegasan yang mesti dihidupi untuk menerima kedatangan Tuhan dalam hidup kita.
Ya Tuhan, anugerahkanlah Roh Kudus-Mu untuk menerangi kegelaptan hatiku. Mampukan aku untuk memahami kasih-Mu yang menyelamatkan. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2015
Kredit Foto: Perumpamaan tentang dua orang anak,Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.