Kis. 16:22-34;Yoh 16:5-11
DALAM amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun dianatara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”
Renungan
Ada kesempatan untuk melarikan diri akan tetapi kesadaran bahwa tindakan melarikan diri akan membawa korban untuk orang lain, Paulus tidak mau melarikan diri. Syukur bahwa tindakannya itu membawa sebuah pertobatan. Kepala penjara mengalami sentuhan karena sikap Pulus dan menanyakan tentang apa yang harus dibuat agar selamat. Paulus tidak membuang waktu, ia meminta agar kepala penjara itu serta seisi rumahnya mempercayai Yesus sebagai Tuhan. Hal luar biasa terjadi, sebuah keluarga yang mulanya tidak mengenal Kristus akhirnya mendapatkan keselamatan karena kesaksian Paulus tetapi juga karena sikap keterbukaan dan penerimaan akan karya Allah yang berkarya melalui peristiwa yang mereka alami. Kisah ini, mengajarkan kepada kita, sebuah sikap kesabaran yang berujung manis. Seandainya Paulus melarikan diri, keluarga kepala penjara tidak mendapatkan keselamatan. Kisah ini juga, mengajarkan kepada kita, bahwa kepedulian terhadap kehidupan orang lain, bisa saja akan membuat orang menaruh hati untuk kita, mencari tahu kehidupan kita dan hendak memeluk kehidupan seperti yang kita jalani. Selain itu, sehebat apapun Allah mengundang kita kepada keselamatannya kalau tidak ada sikap keterbukaan dan penerimaan dalam diri kita, undangan itu bisa lewat begitu saja tanpa arti. Kepala penjara memiliki keterbukaan dan penerimaan yang mengantarnya kepada keselamatan.
Injil hari ini mengisahkan tentang Yesus yang berbicara tentang Penghibur yang akan diutusNya kepada manusia. Penghibur yang akan datang menyadarkan orang bahwa ketidakpercayaan kepada Yesus sebagai Tuhan adalah dosa dan dengan datangnya Penghibur, Yesus menegaskan kebenaran kata-kataNya yang pergi kepada Bapa serta mengungkapkan sebuah kenyataan akan penguasa dunia yang tidak berpaling kepada hal-hal surgawi. Mereka telah berada dalam penghakiman karena memilih untuk berada bukan pada tempatnya Yesus. Penghibur yang kita percayai sebagai Roh Kudus, sudah, sedang dan akan tetap berkarya dalam sejarah kita. Kita hanya butuh untuk terbuka kepadaNya. Kalau sikap ini kita miliki, Kristus akan menjadi pusat kehidupan kita dan keadaan ini menjamin keselamatan kita.
Credit Foto: Tak akan lari dari masalah, ulah55.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.