Perayaan pergantian tahun di Jakarta 2014-2015 di tengah musibah, ilustrasi dari viva.co.id

Bacaan I: Bil. 6:22-27, Bacaan II: 4:4-7, Bacaan Injil: Luk.2:16-21

Renungan:

Maria tak muncul dalam kapasitas memainkan peran utama dalam kisah yang disajikan Injil hari ini. Juga, anehnya, Yesus yang baru lahir pun seolah bukan pesan utamanya. Kali ini para pemain utama adalah para gembala. Injil hari ini menampilkan kisah kelahiran Yesus segera setelah pesan dari malaikat Tuhan: ‘Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan’.

Para gembala menanggapi pesan tersebut dengan bergegas pergi ke Behtlehem untuk menemukan Maria dan Yusuf. Seperti yang telah dinubuatkan, mereka pun segera melihat seorang bayi yang sedang berbaring damai di palungan. Mereka segera memahami pentingnya makna seorang bayi di palungan. Pemahaman mereka tak hanya sampai pada penggenapan atas nubuat atau pesan yang disampaikan malaikat itu. Para gembala telah sampai pada pemahaman akan tanda yang terkandung dalam peristiwa yang merupakan penggenapan atas nubuat itu.

Di sisi lain, seperti para gembala, Maria pun telah dipanggil untuk menjadi bagian penggenapan nubuat tersebut. Maria menjadi seorang perawan yang melahirkan seorang Anak Allah. Pada saat penggenapan itu Maria  mendengar visiun istimewa dari malaikat yang disertai paduan suara dari sorga, menyanyikan puji-pujian Anaknya. Maria memang tak dapat memahami semua misteri itu secara utuh. Maria hanya menyimpan segala perkara indah itu di dalam hatinya. Maria menempatkan misteri Tuhan jauh di dalam hatinya seraya menunggu terungkapnya rencana Allah bagi dirinya dan juga bagi kita. Maria menunjukkan kepada kita sikap untuk menanggapi campur tangan Allah dalam hidup kita. Maria mmapu menempatkan Allah sebagai Allah yang sesungguhnya. Maria dengan rendah hati menerima misteri perannya dalam rencana Keselamatan Allah. Sebelumnya Maria mengatakan, ‘sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu itu’. Maria memimpin jalan Gereja dalam iman. Dalam menapaki jalan itu, Maria menjadi Bunda Allah, sekaligus menjadi ibu semua orang percaya.

Kredit foto : Perayaan pergantian tahun di Jakarta, viva.co.id