Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian │ Jumat,04 Maret 2016 │Pekan Prapaskah III (U) │St. Kasimiurs;...

Renungan Harian │ Jumat,04 Maret 2016 │Pekan Prapaskah III (U) │St. Kasimiurs; B. Humbelina, St. Lusius, Paus ; B. Placida│ Mrk. 12:28b-34│

Mrk 12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?”

Mrk 12:29 Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Mrk 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Mrk 12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

Mrk 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.

Mrk 12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.”

Mrk 12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Renungan

Nabi Hosea melukiskan cinta kasih Allah kepada Bangsa Israel. Allah Israel itu Allah yang maha pengasih dan penyayang. Ia selalu mencintai dan mengampuni orang Israel apabila  mereka mengakui kesalahannya dan bertobat. Nabi Hosea menegaskan bahwa hati yang jujur lebih berharga daripada kurban bakaran atau kurban persembahan. Kepada berhala buatan manusia, orang Israel tidak akan berkata: Engkaulah Allah kami.

Yesus menunjukkan hal yang paling inti dalarn kehidupan kita, yakni cinta kepada Allah dan kepada sesama. Akan tetapi, cinta yang Yesus  maksudkan adalah cinta yang memiliki kualitas luhur; bukan cinta biasa, apalagi sekadarnya. Yesus mengajak kita untuk mencintai Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan. Adapun kualitas cinta kita kepada sesama takarannya adalah seperti mencintai diri sendiri. Inilah hal yang diperlukan untuk memasuki Kerajaan Allah.

Peristiwa Kalvari adalah bukti bahwa Yesus bukan hanya mengajarkan hukum cinta kasih itu, melainkan juga menghayatinya. Cinta Yesus kepada Allah dan kepada sesama Ia wujudkan secara mengagumkan  lewat misteri penderitaan dan pengorbanan-Nya di kayu salib. Kalvari rnembuktikan bahwa hukum cinta kasih bukan semata-mata idealisme dari sebuah ajaran namun bisa diuwujudkan dalam kenyataan. Kini giliran sekaligus kesempatan kita , pengikut Kristus, untuk membuktikan kualitas cinta kita kepada Tuhan dan sesama. Agar kita pun tidak jauh dari Kerajaan ,Allah.

Ya Tuhan, curahkanlah rahmat-Mu dalam hatiku agar aku selalu setia kepada perintah cinta kasih-Mu. Amin.

==========

Sumber: Ziarah Batin 2016