Yesus ditolak di Nazaret
Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku , oleh sebab Ia telah mengurapi Aku , untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata t mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?”
Renungan
Seorang anak yang baru pulang merantau membawakan hadiah bagi ayah dan ibunya. Dia dikenal sebagai anak yang murah hati dan penuh kasih. Ia suka berbagi dengan keluarga dan teman-teman. Dia melakukan semuanya sebagai ungkapan syukur atas segala berkat, keselamatan dan Kasih Allah yang dirasakan dan diterimanya selama di perantauan. Namun, sikap dermawan dan niat baiknya malah dilihat oleh satu dua orang sebagai pencitraan diri agar kelak bisa mendapatkan dukungan saat ia mencalonkan diri sebagai anggota dewan perwakilan rakyat dari wilayah itu. Meskipun nyatanya sang pemuda tersebut tidak berminat berpartisipasi dalam ranah politik.
Yesus sudah melakukan banyak hal yang menakjubkan di Yudea dan sekitarnya. Pengajaran-Nya menarik hati banyak orang. Suatu ketika Dia datang ke kampung halaman-Nya. Sebagaimana biasanya, Yesus pun mengajar dan menjelaskan isi Kitab Suci kepada orang-orang di kampong halaman-Nya. Ada yang kagum, gembira, dan terbuka terhadap pewartaan-Nya. Namun, tidak sedikit juga yang merasa iri hati, curiga dan berpikir negatif tentang Yesus, lalu mencoba menolak-Nya.
Yesus tidak peduli dengan reaksi penolakan dari orang-orang yang berpikir kerdil dan negatif tentang diri-Nya. Dia terus dibimbing Roh Allah untuk mewartakan Kabar Gembira dan melanjutkan karya keselamatan Allah dengan melakukan perbuatan baik di mana pun Dia berada.
Ya Allah Bapa, teguhkanlah hatiku dengan Roh-Mu yang kudus, agar aku tetap fokus dan memiliki kekuatan untuk mewartakan kabar baik dan mengikuti visi dan misi hidup Yesus dalam ziarah kehidupan ini. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2016.
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist).
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.