PAK Budi sungguh menjadi tetangga yang baik. Ketika seorang anak tetangganya sakit, ia dengan rela ,membantu si bocah untuk dibawa ke rumah sakit. Dalam perjalanan bocdah itu bertanya, “ Apakah Bapak bernama Tuhan?” Dengan terkejut Pak Budi menjawab, “ Bukan, Nak”. Anak lelaki itu melanjutkan: “ Saya mendengar ibuku berdoa memohon kepada Tuhan, agar aku dapat diantar ke dokter di rumah sakit. Kalau Bapak bukan Tuhan, apakah Bapak bekerja untuk Dia?”
Hari ini kita merayakan Pesta Santo Fransiskus Xaverius. Ia adalah salah satu misionaris ulung yang dimiliki Gereja. Ia mewartakan Injil kepada segala bangsa, bahkan samapai ke Indonesia. Ia sadar akan tugas perutusannya mewartakan Injil keseluruh dunia sebagaimana disabdakan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Yesus mengundang kita untuk terlibat dalam karya pewartaan Injil. Menyadari penting dan beratnya tugas itu, Yesus berjanji akan selalu menyertai kita.
Dunia dan masyarakat membutuhkan kabar gembira tentang keselamtan. Kita dipanggil untuk mewartakan kabar gembira kepada sesama kita. Kita dapat menjadi pewarta kabar baik dengan posisi kita masing-masing dan dengan cara kita masing-masing pula di tengah masyarakat. Hidup dan lingkungan kita adalah medan pewartaan kita Kesadaran akan tugas perutusan itu mengajak kita bertanya pada diri kita masing-masing, sejauh manakah saya telah rela menjadi saksi kebenaran dan menjadi pewarta kabar baik di tengah lingkungan saya? Seperti Paaulus, setiap pewarta Injil harus melihat tugas perutusan sebagai pelayan kasih tanpa imbalan balas jasa, “ Apakah upahku?”, upahku ialah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah.
Ya Tuhan, semoga aku mampu menjadi pewarta Injil-Mu melalui perkataan dan kesaksian hidupku, Amin.
Sumber : Ziarah Batin 2015
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
