KITA tentunya merasa senang dengan teman yang rendah hati, lemah lembut, jujur dan terbuka terhadap kritikan. Sikap-sikap demikian memudahkan kita untuk membangun relasi, persahabatan dan kepercayaan. Sikap-sikap tersebut diperlukan juga dalam tataran iman.
Dalam bacaan pertama, Nabi Yesaya mengambarkan kedatangan Raja Damai. Raja itu akan tampil sebagai pemimpin para bangsa. Kedatangan-Nya membawa suasana yang tenteram, damai dan penuh kegembiraan. Zaman keadilan dan kedamaian akan dimulai dan segala penindasan akan berakhir. Ramalan Yesaya itu terpenuhi dalam diri Yesus. Dialah Raja Damai itu, kehadiran Yesus perlu disikapi oleh manusia, bukan terutama dengan kepandaian, tetapi hati yang terbuka, bersahaja dan lemah lembut seperti orang kecil. Orang kecil adalah gambaran manusia yang senantiasa berlaku rendah hati, terbuka kepada kehendah Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
Masa Adven adalah masa penantian yang penuh rahmat. Kita diminta proaktif menyambut kedatangan Tuhan, sang Raja Damai. Kita diundang untuk menyiapkan hati agar layak menjadi tempat kelahiran Sang Juru Selamat. Kita diminta untuk bersikap terbuka, rendah hati,lemah lembut dan senantiasa mengandalkan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apa yang akan kita lakukan?
Ya Tuhan yang mahabaik, semoga aku dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya menyambut kedatangan-Mu. Kuatkanlah aku untuk senantiasa mengandalkan Engakau, bersikap rendah hati, lemah lembut dan terbuka pada kehendak-Mu, Amin.
Sumber : Ziarah Batin 2015
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.