Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian│ Senin: 15 Agustus 2016│ Mat. 19:16-22│

Renungan Harian│ Senin: 15 Agustus 2016│ Mat. 19:16-22│

Obama dan seorang anak kecil saling menunjuk/Foto: hello-pet.com

Mat 19:16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Mat 19:17 Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.”

Mat 19:18 Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,

Mat 19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Mat 19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”

Mat 19:21 Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Mat 19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Renungan

Kisah seorang anak muda kaya, yang datang kepada Yesus, telah menjadi inspirasi banyak orang untuk mengenal panggilan hidupnya sebagai seorang imam ataupun menjadi lebih dekat dengan-Nya. Apa sebabnya? Di ayat 22 dikatakan anak muda yang kaya itu mendengar perkataan Yesus, lalu pergi dengan sedih sebab banyak hartanya.

Dikatakan ia pergi dengan sedih. Bisa dibayangkan kata-kata Yesus telah masuk ke dalam hati nuraninya yang terdalam, menyentuh apa yang menjadi kebahagiaannya yang sejati. Ia melanjutkan dan mengisi hidupnya kemudian dengan suatu ketidakbahagiaan. Inilah yang menjawab, mengapa orang zaman sekarang berlimpah harta sekalipun, tetap merasakan kekosongan dalam hidup mereka.

Datang kepada Yesus dan bertanyalah kepada-Nya, dalam doa dan permenungan pribadi, tentang apa yang menjadi kebahagiaan diri kita yang sejati. Janganlah terbuai dengan godaan dunia yang menekankan kebahagiaan terletak pada banyaknya materi yang kita punya. Justru semestinya kekayaan yang kita punya dilihat sebagai fasilitas yang membantu kita untuk lebih dekat dengan Tuhan. Bukan sebaliknya menjauhkan kita dari Dia. Yesus paling tahu tentang apa yang menjadi kebahagiaan sejati tiap-tiap orang. Dan bila kita sudah tahu apa yang menjadi kebahagiaan diri kita, berjuanglah sepanjang hidup untuk berjalan mewujudkan kebahagiaan itu.

Tuhan Yesus, apakah yang membuat aku bahagiadalam hidup ini? Bulatkan tekadku untuk mencapai kebahagiaan itu. Amin.

========

Kredit: Obama dan seorang anak kecil saling menunjuk,  hello-pet.com