MESTI diakui bahwa pesona duniawi kerap menyilaukan mata dan sering menggoda kita untuk mendapatkannya. Seberapa banyak orang yang setia dan mampu bertahan berharap dengan pesona tersebut? Bila orang tidak mampu menguasai diri, maka ia akan mudah tenggelam dalam cara hidup duniawi dimana ia berada.
Kesetiaan Hana, seorang nabi perempuan, dalam menantikan Tuhan layak mendapat pujian. Dalasm seluruh hidupnya ia berdoa dan berpuasa sambil bertekun menantikan kedatangan Tuhan. Perjumpaan dengan Yesus meneguhkan harapan baginya dan seluruh Israel.
Kesetiaan dan ketekunan beriman menjadi persoalan mendasar. Kesetiaan seperti ini diuji dalam setiap kesempatan dan kemungkinan yang kita hadapi. Ada banyak hal yang memungkinkan kita untuk beralih dari kesetiaan dan memudarkan ketekunan beriman. Dunia dengan segala pesonanya menawarkan berbagai kemudahan dan kemungkinan untuk beralih meninggalkan iman dan pengharapan. Tantangan itu begitu kuat, apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang beriman? Belajar dari Hana, hendaknya kita “ tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang dan malam berpuasa dan berdoa.” Inilah kunci untuk menjadi “ anak yang akan bertumbuh besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padanya.” Inilah rahasia hidup beriman kita,… orang-orang yang diberkati Tuhan.
Ya , Tuhan, Engkau tahu segala kerapuhanku. Berilah aku kekuatan dan kemampuan untuk mengalahkan nafsu duniawi agar aku semakin mampu mengasihi Engaku, Amin.
Sumber : Ziarah Batin 2015
Kredit Foto: Kesetiaan Hanna, catatanseorangofs.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.