Ayb 38: 1.12-21; 39:36-38, Luk 10:13-16
Bertobat dan Bantu Mereka
… “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung…” (Luk 10:13)
Berdoa Rosario adalah devosi kepada Maria yang banyak diminati umat. Hal ini bisa dilihat dalam kesempatan doa Rosario bersama baik di lingkungan ataupun kelompok lain, banyak dihadiri oleh umat. Bahkan ada umat yang berziarah ke gua Maria dan berdoa di sana. Kita berharap bahwa janji Maria kepada St. Dominikus, “Permohonanmu melalui perantaraanku dengan Doa Rosario akan dikabulkan” dapat terpenuhi.
Meskipun doa kita sudah sudah dijawab Tuhan, masih ada dalam diri kita yang tetap merasa tidak puas bahkan tidak sadar bahwa doa kita sebenarnya telah dikabulkan. Misalnya, kita mohon, “Tuhan berilah kami tanah yang subur agar para petani mendapat hasil yang baik dan hidup sejahtera.” Tuhan sudah memberi tanah yang subur sehingga negeri kita disebut negeri kolam susu di mana tongkat dan batu bisa jadi tanaman. Namun anugerah kelimpahan ini belum menyadarkan kita untuk memanfaatkannya dengan baik dan maksimal. Buktinya, warga dua desa di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur terancam kelaparan akibat terjadinya gagal panen; di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Januari hingga akhir November 2005, sedikitnya ditemukan 658 kasus balita penderita gizi buruk. Tahun 2005 di Dusun Jabon Darek, Desa Bago, Lombok Tengah terdapat 124 anak balita yang terkena indikasi penyakit busung lapar atau gizi buruk. Selain itu menurut Laporan akhir tahun 2012, data Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat sebanyak 8 juta anak balita dari 23 juta jiwa mengalami gizi buruk kategori “stunting” yakni tinggi badan yang lebih rendah dibanding balita normal. Tragisnya penderita kelaparan ini adalah mereka yang orang tuanya terlibat langsung dalam proses penyediaan pangan seperti petani, nelayan tradisional dan perkebunan skala kecil.
Kenyataan di atas kadang dapat mengusik sisi batin kita dan bertanya apakah Tuhan berkarya di dunia? Atau apakah ada yang salah dengan kita? Bisa jadi ya. Bisa jadi kita juga penyebabnya. Mungkin karena kita tidak menghargai makanan yang ada, konsumsi secara berlebihan, atau kita tidak bersedia memberi donasi untuk membantu mereka yang kekurangan makan.
Peringatan Yesus kepada penduduk di Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum yang tidak percaya walaupun banyak terjadi mukjizat, juga memperingatkan kita untuk percaya dan bertobat. Melalui berkat berupa makanan yang kita terima setiap hari, Yesus berusaha menjangkau kita dengan cinta-Nya sehingga hidup kita diubah oleh-Nya. Kita tidak perlu menunggu merasakan kelaparan barulah kita membantu mereka yang kesusahan dan kelaparan.
Pertanyaan reflektif :
- Apakah aku telah – secara langsung maupun tidak langsung- menjadi penyebab kelaparan orang-orang di sekitarku?
- Apa yang dapat aku lakukan untuk agar orang lain mendapat makanan ?
Doa:
Bapa yang murah hati, kami bersyukur atas segala anugerah-Mu. Semoga semua pemberian-Mu mendorong kami untuk memberi kepada mereka yang hidup dalam kelaparan dan kemiskinan. (Sr. Siti Hasanah OSU)
Keterangan foto: Tidak bertobat, binasa, ilustrasi dari menabur-berkat.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.