Mat 13:1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau.
Mat 13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.
Mat 13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
Mat 13:4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
Mat 13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Mat 13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
Mat 13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
Mat 13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
Mat 13:9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Renungan
Yeremia dipanggil Tuhan. Tuhan telah membentuknya sejak dari rahim ibunya, menguduskan dan menetapkan dia menjadi nabi. Namun, Yeremia menolak dengan halus: “Aku tidak pandai berbicara, sebab masih muda.” Tetapi Tuhan meneguhkan dan menegaskan akan selalu menyertainya. Ia menjadi nabi yang harus selalu menyampaikan pesan Tuhan, walau tak semua orang mau mendengarkannya.
Menjadi nabi memang tidak enak. Menaburkan Sabda Allah itu sulit. Tidak semua orang mau menerimanya. Hasilnya pun tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan. Perumpamaan tentang Sang Penabur menyatakan hati kita beragam, seperti tanah juga beragam dalam menerima benih yang ditaburkan.
Kita sering sulit mendengarkan dan memahami ajaran Tuhan. Banyak beban yang menghimpit benih Sabda Allah. Kesibukan kerja, beban ekonomi, kesehatan yang terganggu, atau keluarga yang kurang harmonis, kerap menjadi penghalang tumbuh suburnya Sabda Allah. Kunjungan dan nasihat pastor paroki, legioner, atau teman kadang tidak menggugah hati kita. Semoga hari ini nasihat kenabian dari mana pun tidak kita tolak dan kita pun tidak menolak untuk menjadi nabi bagi sesama kita.
Tuhan Yesus, jadikanlah hatiku lahan yang subur bagi sabda-Mu. Semoga aku yang bertelinga ini, mendengarkan firman-Mu dan erani menjadi saksi-Mu dala situasi dan kondisi apa pun. Amin.
=========
Sumber: Ziarah Batin 2016
Keterangan: Setia menjadi murid Kristus/kredit: kailasquietmoments.blogspot.com.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.