Rendah Hati Adalah Ibu Dari Semua Sifat Yang Baik!
(Lukas 14: 1, 7 – 11)
Saudara-saudari. ….
Santa Teresa dari Kalkuta pernah berkata, “Kerendahan hati adalah ibu dari semua sifat yang baik: kesucian, amal baik dan ketaatan. Di saat rendah hati diamalkan, kasih kita menjadi nyata, kita sejajar dengan sesama, menjadi suatu persembahan yang sungguh-sungguh dari kita untuk sesama, secara khusus bagi yang miskin.” Kata-kata ini sungguh benar, dan Santa Teresa sendiri sudah melakukannya selama hidupnya di dunia ini. Rendah hati berarti menerima keterbatasan kita dan berusaha melakukan perubahan ke arah yang lebih baik di lingkungan sekitar kita tanpa mengharapkan penghargaan.
Mungkin ada yang bertanya bahagimana kita mengembangkan pola pikir yang rendah hati? Ada tiga pikiran yang mungkin baik kita renungkan, yang saya ambil dari WIKI-how website tentang mempraktekan kerendahan hati: 1) Jangan berpikir bahwa kita terlalu baik atau unggul dalam hal apa pun yang kita lakukan. Orang yang memiliki ego besar cenderung berpikir bahwa dia layak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, kekasih yang lebih baik, atau teman-teman yang lebih menarik dan lebih berkelas, tempat terhormat di semua acara sosial. Jika kita terus-menerus menganggap diri terlalu baik atau unggul, orang lain akan menjadi “alergi” dan menghindari kita. Sebaliknya, kita perlu berusaha untuk mensyukuri apa yang kita miliki dan berusaha untuk meraih apa yang belum kita miliki, jika memang kita menginginkannya. 2) Miliki sikap optimis. Orang yang mempraktikkan kerendahan hati secara alamiah adalah orang yang optimis, karena dia tidak membuang-buang waktu untuk mengeluhkan hal-hal buruk yang menimpa dirinya atau untuk menunda-nunda melangkah ke depan.
Sebaliknya, dia mensyukuri apa yang dia miliki dan menantikan hal-hal baik di masa depan. Orang yang rendah hati tidak berharap diberikan hal-hal baik dan indah di hadapannya, tetapi dia percaya bahwa hal-hal baik akan terjadi pada dirinya jika dia berusaha meraihnya. Karena itu berusahalah untuk memiliki semangat dalam segala hal yang ada di masa depan. Jangan selalu berpikir negatif bahwa akan ada masalah atau kekacauan yang terjadi di masa depan. Walaupun kita memang harus selalu siap menghadapi situasi terburuk, kita harus berusaha untuk menemukan hal baik yang ada di setiap situasi. 3). Terimalah bahwa kita bukanlah orang yang terbaik dan terunggul di dalam segala sesuatu. Untuk memiliki pola pikir yang lebih rendah hati, kita harus menerima kenyataan bahwa memang kita bukanlah orang yang terbaik atau terunggul di dalam segala sesuatu, atau bahkan di dalam satu hal pun. Sehebat atau sebaik apa pun kita dalam hal menyanyi atau menulis kisah fiksi, akan selalu ada orang lain yang lebih daripada diri kita. Dan ini tidak apa-apa. Jangan bersikap seolah kita harus menjadi pihak yang membuat keputusan akhir dalam suatu hal. Bersikaplah terbuka karena kita memang selalu berubah dan berkembang, dan ketahuilah bahwa orang lain dapat membantu kita untuk bergerak ke arah yang lebih baik. Jika kita bersikap seolah-olah kita adalah orang yang terbaik, kita akan menjadi orang yang sombong. Sebaliknya, kita perlu menunjukkan kepada orang lain, bahwa walaupun bangga atas apa yang telah kita ketahui atau kita capai, tetaplah kita ingin bertumbuh menjadi lebih baik.
Saudara-saudari… Hari ini lewat perumpamaanNya, Yesus menasihati kita, katanya: “Kalau seorang mengundang engkau ke tempat pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. Tetapi, apabilah engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silahkan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
Yesus sesungguhnya selalu mengharapkan agar semua pengikutNya memiliki sifat rendah hati. Rendah hati adalah ibu dari semua sifat yang baik. Kita boleh sangat pintar, tetapi kalau kita tidak rendah hati maka orang tidak akan berani mendekati kita; kita boleh kaya, tetapi kalau tidak memiliki sifat rendah hati, orang tidak akan menghormati kita. Kalau kita selalu memiliki sifat rendah hati maka orang akan sangat senang mendekati kita, dengan mudah mereka membuka hati kepada kita, dan dengan gampang pula memberi bantuan kepada kita. Semakin kita rendah hati, semakin kita alami rasa damai dan bahagia.
Marilah saudara-saudari… berdoalah selalu! Semoga berkat bantuan Tuhan sifat rendah hati kita selalu menjadi ibu dari semua sifat kita agar dengan demikian kita semakin layak menjadi saksi Kristus yang hidup dalam hidup harian kita.
Kita memohon Bunda Maria, Bunda Yesus Kristus untuk mendoakan kita. Amen.
Redit Foto: Santa Teresa dan Santo Yohanes Paulus II (Doc. journalicious)
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.