WEETEBULA – RD Yustinus Ardianto, Ketua Tim Karya Pusat Pastoral Keuskupan Agung Jakarta mengawali seminar nasional bertemakan “Peran Gereja Memerangi Hoax” dengan materi “Pemanfaatan Media untuk Pewartaan”, hari ini (23/3) di Aula Seruni.
RD Yustinus memberikan survei awal untuk menguji pengetahuan umum peserta mengenai Hari Komunikasi dan teknologi digital.
Meneropong isu kejatuhan sebuah perusahaan telepon genggam karena terlambat berubah mengikuti zaman, RD Yustinus mengingatkan supaya Gereja Katolik jangan sampai demikian. “Dulu, misionaris dapat berkarya satu orang untuk banyak. Pola itu berubah satu ke satu orang. Sekarang pola pastoral seperti jaring laba-laba. Pewartaan dapat dilakukan siapa saja,” kata RD Yustinus.
Beliau mengilustrasikan perkembangan pola pastoral dengan istilah “1.0”, “2.0”, dan “3.0”. “Yang 1.0 itu teologi dogmatik, pastor berkotbah dengan tegas. Kalau 2.0 teologi kontekstual, pastornya menyesuaikan diri dengan umat. Kalau 3.0 teologi komunikatif, pastor mencari cara yang menarik,” kata RD Yustinus.
Gereja Katolik dituntut untuk melakukan terobosan baru. “Jangan sampai kita kehilangan umat Katolik karena tidak melakukan perubahan,” ujar RD Yustinus. Dengan lelucon yang banyak, peserta sangat menikmati materi RD Yustinus dalam tawa.
“Kita harus semakin kreatif menggunakan berbagai metode dan media untuk meng-upgrade pewartaan,” tegas RD Yustinus menutup sesinya. Materi selanjutnya mengenai “Peran Gereja Memerangi Hoax” akan dibawakan oleh Dr. Puspitasari, dosen di Universitas Indonesia”.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.