Misa kenaikan di Gereja Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Makale Toraja, terasa lain dan terlihat unik. Pasalnya misa kali ini, tidak hanya dihadiri oleh umat di kota kabupaten Tana Toraja, tetapi juga para utusan Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) dari 23 Keuskupan di Indonesia.
Pada misa tersebut, Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI, RD Kamilus Pantus menjadi selebran utama. Dalam kata pengantarnya, Romo Diosesan Weetebula ini mengingatkan kembali akan pesan Paus Fransiskus pada Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke 53.
“Kita adalah sesama anggota. Berawal dari komunitas jejaring sosial menuju komunitas insani,” tutur Romo Kamilus kepada sekitar 500an umat yang hadir. Dalam korelasinya dengan makna Hari Raya Kenaikan, imam asal Flores ini mengatakan Hari Raya Kenaikan adalah berakhirnya kehadiran riil Yesus di dunia bersama para Rasul.
“Dan mulainya episode “Ada secara baru” dari Tuhan bersama Gereja,” imbuh Romo yang juga ahli Misiologi ini. Bagi Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI ini, berkat kehadiran Tuhan secara baru itu mendatangkan sukacita.
“Sukacita ini perlu untuk kita agar mampu melanjutkan karya yang sudag dimulai oleh Yesus,” tandas Romo Kamilus lagi. Sedangkan pada saat khotbah, Romo Kamilus memercayakan Ketua Komsos Keuskupan Manado, RD Steven Lalu. Ternyata Romo Steven mampu membuat umat yang hadir untuk senyum sumringah.
Sebab, Romo Diosesan Manado ini mengatakan, ia diminta untuk kotbah karena ia orang Manado, tetangganya Toraja. “Saya lebih dekat dengan Toraja daripada Romo Santo dari Medan, Romo Agung dari Semarang, Romo Teguh dari Purwokerto, dan lain-lain,” ujar Romo Steven.
Bagi Romo Steven, berawal dari jejaring sosial kita semua berkumpul di sini. “Menjadi satu anggota di dunia maya, saat ini kita berkumpul dan berjumpa dalam dunia nyata,” pungkasnya.
Misa itu diiringi oleh koor yang indah. Terlihat anggota koornya adalah orang-orang muda Katolik di Paroki Makale. Sedangkan sekitar belasan Romo ketua Komsos dari keuskupan juga ikut dalam konselebrasi di altar gereja yang tampak unik itu. (Stefan/JFXKSP)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.