HOAX menjadi ancaman yang menggelisahkan kita semua. Bahkan sampai ke masyarakat di pedalaman. Kemajuan internet dan penggunaan media sosial yang sangat pesat memungkinkan penyebaran ini.
“Ini pula yang menjadikan kita tak lagi menjadi konsumen melainkan produsen,” ujar Sekretaris Eksekutif Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) RD.Kamilus Pantus dalam seminar bertajuk “Peran Gereja Memerangi Hoax,” di Aula Seruni, Weetebula, Sumba, NTT, Kamis (23/3/2017).
Para pelaku penyebar berita hoax bukanlah orang yang berpendidikan rendah. Yang melakukannya justru orang pintar. “Ini mencemaskan umat. Bukan karena minimnya literasi media. Bukan soal benar atau salah, tapi soal suka atau tidak suka.” ujar Kamilus.
Media, dalam hal ini juga berperan penting dalam mengurangi berita-berita hoax. Tak heran, kata Kamilus, Paus Fransiskus juga minta media berpihak pada kebenaran. Pesan Paus yang disampaikan menyambut Hari Komunikasi Sosial yang setiap tahun dirayakan ini menyorot kecenderungan berbagai media yang cenderung mewartakan berita dan informasi yang membawa luka.
Banyak berita peperangan, kekerasan, konflik, musibah, peristiwa yang menimbulkan kegetiran yang menyakitkan bagi banyak orang. Karena itu, kata Kamilus, Paus minta media untuk memberitakan hal-hal yang membahagiakan, memberi harapan dan menyejukkan.
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI