ATAMBUA, SABTU – Tidak hanya mengasah ketrampilan menulis dan foto jurnalistik, workshop jurnalistik juga menjadi moment yang baik bagi peserta untuk boleh merayakan persaudaraan di tengah perbedaan lewat ekaristi.
Selama mengikuti pelatihan workshop, peserta yang datang dengan latar belakang pendidikan dan wilayah berbeda itu, juga turut merayakan ekaristi kudus bersama para frater Seminari Tinggi TOR Lo’o Damian.
“Merayakan persaudaraan dalam ekaristi di saat khusus seperti ini mempunyai makna tersendiri, peserta datang dari berbagai daerah dengan latar belakang pendidikan yang berbeda pula, ekaristi menyatukan kita dan kita sungguh bergembira karena boleh merayakan persaudaraan,” kata Romo Ino.
Seorang peserta workshop, Flaviana Hurint, mengungkapkan kegembiraannya karena dapat mengalami peristiwa hidup yang berbeda dari hari-hari sebelumnya.
“Saya gembira bisa mengalami persitiwa hidup seperti ini, menjadi utusan mewakili sekolah saya dalam pelatihan ini, dan ikut merayakan ekaristi bersama teman-teman dari sekolah lain dan juga dengan para frater di Seminari TOR Lo’o Damian, tentu bukanlah peristiwa hidup yang selalu bisa dialami setiap hari,” katanya.
Flaviana yang saat ini menjadi siswi SMAK St. Gabriel, Noemuti, Kefamenanu, itu mengaku sepulangnya dari mengikuti kegiatan pelatihan workshop selama tiga hari ini, ingin membagikan pengetehauan dan pengalaman yang diperolehnya.
Perayaan ekaristi yang dimulai pada pagi pukul 06.00 waktu setempat ini, dilangsungkan di Kapela Seminari Tinggi TOR Lo’o Damian, Emaus, Atambua.
(John Laba Wujon)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.