BALI – Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyelenggarakan Rapat Pleno Nasional di Bali, 22-26 Agustus 2022. Kegiatan berlangsung di Fave Hotel Kuta, Bali.
Rapat Pleno Nasional Komisi Komsos ini dihadiri oleh para Ketua Komsos dan pegiat Komsos Keuskupan dari seluruh Indonesia, serta Badan Pengurus Komisi Komsos KWI.
Sempat Gempa
Rangkaian pembukaan pertemuan nasional ini dilaksanakan Senin (22/8) petang, di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari tempat kegiatan.
Gempa berkekuatan 5,8 SR, yang berpusat di 74 kilometer tenggara Kuta Selatan, Bali, mengguncang saat sedang berlangsungnya perayaan Ekaristi dalam rangka pembukaan rapat pleno itu, tepat pada pukul 16: 36: 33 WITA.
Gempa terjadi ketika sedang berlangsung Doa Syukur Agung. Ketua Komisi Komsos KWI, Mgr. Hilarion Datus Lega, yang menjadi selebran utama Misa itu berdiam sejenak usai konsekrasi. Gempa yang terjadi beberapa detik itu lalu berhenti, dan perayaan Ekaristi pun dilanjutkan kembali.
Dalam Misa ini, Mgr. Datus didampingi oleh Uskup Denpasar Mgr. Silvester San, serta beberapa imam sebagai konselebran, yaitu Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI RD. Antonius Gregorius ‘Steven’ Lalu, Ketua Komisi Komsos Keuskupan Denpasar RD. Herman Yoseph Babey dan Kepala Paroki FX Kuta RD. Evensius Dewantoro Boli Daton.
Rangkaian acara pembukaan diawali dengan Misa, yang diikuti oleh seluruh peserta Rapat Pleno yang sebagian besar adalah para imam. Selain itu, Misa ini juga diikuti oleh para pegiat Komsos paroki-paroki di Dekenat Bali Timur, panitia lokal, dan beberapa Pengurus Dewan Pastoral Paroki Kuta.
Jalan Bersama
Mgr. Datus dalam homilinya menegaskan, media komunikasi sebagai sarana dalam karya kerasulan pastoral komunikasi sosial digunakan untuk mewartakan kebaikan demi kemuliaan Tuhan dan kemaslahatan manusia.
Rapat Pleno Nasional Komisi Komsos 2022 ini mengusung tema “Berjalan Bersama di Era Disrupsi Komunikasi Sosial”.
Menurut Mgr. Datus, yang perlu dicermati dari tema tersebut adalah ‘Jalan Bersama’.
“Kita diajak jalan bersama untuk saling membantu, saling memperkaya, saling belajar, saling berbagi, saling menguatkan untuk mecerdaskan dalam era medsos ini, bukan saling mencelakakan sebagaimana dalam bacaan suci hari ini,” kata Uskup Manokwari-Sorong itu.
Di sisi lain, Mgr. Datus menekankan bahwa dalam berjalan bersama di era disrupsi ini sangat dibutuhkan peran dan penyertaan Tuhan.
“Berjalan bersama bagi kita yang bergerak di bidang kerasulan komunikasi sosial, kita tidak sendirian, tetapi selalu dalam penyertaan Tuhan dan berjalan bersama orang-orang baik dalam memuliakan Tuhan dan mengembangkan peradaban manusia,” pungkas Uskup yang mengaku sudah 4 periode didaulat sebagai Ketua Komisi Komsos KWI dan berharap tahun ini adalah periode kepemimpinannya yang terakhir.
Tarian Panyembrama
Usai perayaan Ekaristi, rangkaian acara dilanjutkan ritual pembukaan yang diisi dengan sambutan-sambutan.
Sebelum mendengarkan sambutan, para peserta yang datang dari seluruh Indonesia ini disuguhkan Tarian Panyembrama, salah satu tarian khas Bali, persembahan Sekami Remaja Paroki St. Paulus Kulibul, Bali.
Saat akan memasuki gereja sebelum Misa, para peserta juga mendapat sambutan kehormatan dari panitia lokal dengan mengenakan udeng (penutup kepala khas Bali). Secara khusus, udeng diberikan kepada Mgr. Datus, para imam, dan pegiat Komsos yang laki-laki. Sedangkan untuk kaum perempuan dikalungkan selendang khas Bali.
Mgr. Silvester San, selaku Uskup tuan rumah pertemuan ini, menyambut gembira rapat pleno penyelenggaraan Komsos di Bali, seraya menyampaikan ucapan selamat datang di pulau yang terkenal sebagai pulau cinta, termasuk cinta damai dan menjunjung tinggi toleransi.
Pesan Mgr. San
Dalam kesempatan itu, Mgr. San mengungkapkan bahwa saat ini kita hidup di era modern dan globalisasi yang ditandai salah satunya adalah kecanggihan teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi yang canggih ini, lanjutnya, sangat memengaruhi perilaku manusia, baik bersifat positif maupun negatif.
Menurut Uskup Denpasar, hal positif dari perubahan yang dahsyat di bidang komunikasi antara lain memudahkan akses informasi. Gereja juga sangat merasakan manfaat teknologi komunikasi selama masa pandemi Covid-19, di mana peran media komunikasi sosial sangat terasa, baik untuk Misa daring (live streaming), pertemuan daring, dan sebagainya.
Di samping hal positif, hal negatif juga tidak sedikit. “Banyak kekisruhan terjadi ketika orang tidak cerdas dan bijaksana dalam menggunakan medsos,” imbuhnya.
Berhadapan dengan perkembangan (perubahan) teknologi yang sangat pesat itu, Mgr. San, yang juga Bendahara KWI, ini mengungkapkan sangat tepat Komisi Komsos mengangkat tema “Berjalan Bersama di Era Disrupsi Komunikasi Sosial”.
Era disrupsi, kata Mgr. San, adalah era perubahan yang sangat masif dan inovasi yang sangat fundamental. Inilah yang mengakibatkan perubahan pada semua tatanan dan sistem yang ada menjadi cara baru.
Oleh karena itu, Mantan Praeses Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret, Maumere, NTT, itu meminta para pelaku Komsos Gereja untuk mampu memberikan pencerahan di era disrupsi. “Perubahan bukan untuk dihindari, tetapi dihadapi dengan cerdas dan bijaksana,” imbuhnya.
Berbagi dan Berefleksi Bersama
Pada kesempatan berbeda sebelumnya, Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI, yang akrab disapa Romo Steven, menerangkan tentang tema rapat pleno ini. Tema ini diangkat karena terinspirasi oleh Sinode Uskup Sedunia, yaitu berjalan bersama dalam membangun persekutuan, meningkatkan partisipasi, dan mengembangkan misi.
Terinspirasi dari tema Sinode Uskup Sedunia itu, rapat pleno nasional ini, katanya, mau merefleksikan dan ingin berjalan bersama yang menyiratkan untuk saling membantu, saling memperkaya, saling menopang, saling berbagi, dan saling sinergi satu sama lain, khususnya bagi para pelaku Komsos di era disrupsi komunikasi sosial ini.
“Sebagai pelaku karya komunikasi sosial, dituntun Roh Kudus, kita bersekutu dan berpartisipasi meningkatkan misi kita, mengingatkan harapan Gereja bagi para pelaku Komsos dan bagaimana menjalankan tugas perutusan dengan semangat saling membantu satu sama lain,” ungkapnya.
Secara garis besar, rapat pleno nasional Komisi Komsos tahun 2022 adalah kesempatan Komsos KWI dan semua Komsos Keuskupan untuk duduk bersama, mengevaluasi perjalanan karya selama ini, serta mengidentifikasi diri dan posisi tim Komsos di medan karya masing-masing.
Di samping itu, rapat pleno ini juga menjadi kesempatan berefleksi dan berdiskusi bersama untuk menemukan kekuatan, peluang, aspirasi, dan hasil agar dapat merumuskan visi, misi, dan strategi bersama dalam periode tiga tahun ke depan.
Para peserta juga akan mendapatkan pencerahan dari para narasumber, antara lain Mgr. Datus, RP. Yohanes I Wayan Marianta, SVD, dan Prof. Richardus Eko Indrajit, yang akan mengelaborasi lebih dalam terkait dengan tema rapat pleno ini.*
Hironimus Adil/KOMSOS-Keuskupan Denpasar
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.