SETELAH dari Makassar, Pekan Komunikasi Sosial Nasional KWI 2019 berlanjut di Tana Toraja. Rombongan utusan komsos dari 23 keuskupan di Indonesia berserta dengan tim komsos KWI dan para narasumber berangkat dari Makassar (Rabu, 29/5) dan tiba di Makale, Toraja pada 16.00 WITA. Sampai dengan 2 Juni 2019, PKSN KWI tahun ini dituntaskan di tempat yang terkenal akan kopinya.
Di Aula Asrama Putra Makale, hari ini (Kamis, 30/5), sekurangnya 100 anak muda dan beberapa suster mengikuti workshop audio visual dengan tema “Menjadi Praktisi Film yang Cerdas”. Romo F.X. Murti Hadi Wijayanto, SJ, seorang imam yang juga produser film Soegija membagikan ilmunya kepada para peserta. Hal-hal praktis dalam prinsip sinematografi dibagikan kepada para peserta.
“Ada 5C dalam sinematografi yaitu Camera Angle (sudut pandang kamera), continuity (jalan cerita, logika, sebab – akibat), cutting (editing), close up ( ekpresi keungulan dunia audio visual), composition (komposisi, frame)”, tutur imam Jesuit yang memiliki rambut panjang ini. “Dalam dunia film semua harus kelihatan natural”, pungkas beliau mengingatkan kepada semua peserta. Pada penutupan workshop, para peserta setelah diajari prinsip dasar sinematografi akan membuat film pendek dan akan ditayangkan besok malam.
Film menjadi salah satu media pewartaan yang cukup efektif dalam menyampaikan pesan kepada masyrakat saat ini. Emosi dan logika penonton dimainkan sedemikian rupa. Tak jarang orang akan mengikuti emosi yang dimainkan dalam jalan cerita. Inilah kekuatan audio visual yang disuguhkan dalam film. (RD David Lerebulan-Bogor/JFXKSP)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.