Beranda Jendela Alkitab Harian “Pribadi yang Rindu Didatangi” (Yohanes 11:19-27); 29 Juli 2014

“Pribadi yang Rindu Didatangi” (Yohanes 11:19-27); 29 Juli 2014

Camminare verso Dio/Ilustrasi dari www.servoinutile.it

Seorang bapa pernah ‘curhat’ pada saya tentang pengalaman rohaninya. Pada waktu istrinya akan melahirkan anak pertama, ternyata posisi anak itu sungsang, air ketuban sudah pecah dan dokter mengatakan anak dalam Rahim sudah panik, kondisi ibunya pun sudah lemas, akhirnya di putuskan untuk operasi.

Selama operasi berlangsung, bapa tersebut tidak pergi kemana-mana kecuali kesebuah ruangan kosong. Disanalah ia menumpahkan segala kesulitan, ketakutan dan kebingungannya. Dia mendatangi Yesus, dia mengandalkan Yesus!

Memang dokter yang membantu operasi istrinya, tapi bapa itu percaya penuh, walaupun dokter berpengalaman, namun Tuhanlah yang menentukan segalanya.

Dari ceritanya, jelas bahwa bapa itu adalah orang yang beriman, yang selalu mengandalkan Tuhan dalam segala peristiwa hidupnya.

Beranjak dari curhat bapa diatas, berapa sering kita mendatangi Yesus dalam segala peristiwa hidup kita? Ketika kita mengalami masalah atau kesulitan, apakah kita mendatangi Yesus atau malah menyalahkan orang lain? Mengandalkan diri sendiri dan orang yang lebih berkuasa?

 

Injil hari ini mengajak kita belajar melalui pengalaman Marta, selalu mencari Tuhan Yesus sebagai yang pertama dan utama. Kematian Lazarus tidak membuat Marta menjadi gelap iman dalam kekecewaan, kesedihan atau tenggelam dalam keramaian orang-orang yang datang menghibur. Justru melalui kematian Lazaruslah iman Marta sungguh teruji, bagaimana ia menaruh kepercayaan yang TOTAL pada Allah, apapun yang dialaminya, bahkan ketika ia merasa putus asa.

Bersama dengan St. Marta, mari kita senantiasa mendatangi Tuhan Yesus dalam segala peristiwa suka duka hidup kita. Bahkan pada saat kita merasa sendiri dan jauh dari Tuhan Yesus janganlah kita enggan mendatangi-Nya.

Doa:

Tuhan, bukalah mata hatiku agar aku mampu melihat Engkau dalam segala peristiwa suka dan duka hidupku, pun dalam orang-orang yang aku jumpai dan lebih khusus dalam mereka yang tidak aku sukai.

Niat:

Menjadi pendengar  yang  baik untuk suami/istri/anak atau orang-orang yang saya jumpai.

 

Keterangan foto: Ilustrasi dari www.servoinutile.it