Beranda BERITA PPKI XII : Jangan Takut Keliru dalam Berkatekese

PPKI XII : Jangan Takut Keliru dalam Berkatekese

PPKI XII , 2022 , Komisi Kataketik Indonesia, Komsos KWI, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Umat Katolik

MIRIFICA, YOGYAKARTA –

Pada hari kedua, 10 September 2022, Pertemuan Kateketik antar Keuskupan Se-Indonesia (PKKI) semakin mendalami materi yang menjadi keresahan bersama dan tantangan katekese saat ini. Diawali dengan pemaparan Romo F.X. Eko Armada Riyanto, CM tentang Sinodalitas (Komunio, Partisipasi, Misi) di Era Digital dan Sosial Media. Diskusi ini dimoderatori oleh Romo Agus Sugiyarto, Pr.

Romo Armada menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para katekis. Gereja Indonesia tangguh karena peran besar para Katekis sejak tahun 1600an. Ketangguhan inilah yang perlu diterapkan untuk katekis masa kini dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk tantangan di era digital. Karena kita tetap perlu memikirkan pembaharuan model-model katekese dalam sosial budaya, yang mengedepankan relasi antar pewarta dan resepien.

Katekese sejatinya memiliki latar belakang relasional dimana katekese bukan sekedar posting saja. Dalam evangelisasi digital, Romo Armada menambahkan supaya para katekis jangan takut keliru menghidupi dunia sosial media. Hidupilah sosial media dengan intensi yang baik, mengelola dan tentunya memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku.

Sosial media jika dikaitkan dengan pewartaan harus disertai dengan pendalaman teologi dan filsafat. Katekis tidak boleh berkurang dalam membaca buku teologi dan mengikuti kursus teologi. Hal ini dikarenakan kita mewartakan Kristus dan kerajaan Allah, karya cinta kasih Tuhan lewat manusia. Maka ketika menguasai media sosial, kita juga harus menggumuli teologi.

Romo Armada juga menekankan bahwa konten yang menarik adalah konten yang berangkat dari pergumulan atau lebih tepatnya mulai dari kesaksian. Kesaksian lebih menggerakkan dan menjadikan evangelisasi semakin menarik. Dalam evangelisasi ini ada baiknya katekis melakukan pendokumentasian dan dokumentasi ini bisa menjadi ‘harta karun’ untuk membentuk praktisi dunia digital.

Bagi Romo Armada, perkembangan dunia digital atau sosial media pasti mengundang banyak orang untuk memasukkinya tanpa harus didorong. Maka, kita jangan menghentikan hal penguasaan teknologi, namun lebih dikembangkan pengalaman iman dalam hidup di era digitall ini. Dan  tentunya kita harus berhati-hati dengan dampak negatif dari kecanduan media sosial. Salah satunya adalah jangan menjadi Social Hermits yang hanya mengedepankan kehidupan di dunia digital, seperti banyaknya followers, likes, dan selalu posting konten setiap saat namun tidak terlibat dalam kegiatan menggereja dan masyarakat. *uppkas