JAKARTA – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr. Ignatius Suharyo menerima kunjungan tim kerja Surya Media Citra (SCM), Rabu (22/3). SCM merupakan sebuah holding untuk berbagai platform penyiaran seperti SCTV, Indosiar, Digital Media, Vidio.com, dan lain sebagainya.
Dipimpin oleh Gilang Iskandar selaku Corporate Secretary SCM, tim disambut Mgr. Suharyo beserta Sekretaris Komisi Komsos KWI, Romo Kamilus Pantus, dan beberapa anggota Badan Pengurus Komisi Komsos KWI seperti A. Margana, jurnalis senior pada majalah Tempo, Dr. Norbert Jegalus, dan Ibu Lisa A Ryanto. Selain itu, hadir pula Romo Iswarahadi dari Studio Audio Visual Puskat, Yogyakarta.
Pada awal sambutannya, Mgr. Suharyo mengatakan bahwa Ia gembira dan berterima kasih atas silaturahmi pihak SCM ke KWI. Kepada pihak SCM, Mgr. Suharyo juga mengungkap sejarah singkat Konferensi Waligereja Indonesia, yang dimata publik lebih dikenal dengan KWI.
“Konferensi Waligereja Indonesia itu namanya berubah-ubah. Nama konferensi adalah nama terakhir. Sebelumnya dinamakan Majelis Waligereja Indonesia. Sejarahnya pun panjang. KWI ini sudah ada sejak tahun 1924. Jadi, sebelum Indonesia merdeka. Sudah lama sekali,” kata Mgr. Suharyo.
Keberadaan Kantor KWI, kata Mgr. Suharyo, hanya sebagai wadah koordinasi untuk 37 keuskupan di Indonesia. Setiap keuskupan memiliki sejumlah paroki. Wilayah yang dipimpin oleh seorang uksup terdiri dari paroki-paroki.
“Nah, ini yang biasa ditangkap oleh publik. KWI ini hanya satu. Lain dengan teman-teman di PGI, mereka mempunyai cabang di berbagai wilayah. Misalnya, ada PGI DKI, PGI Jogja, sedangkan struktur kelembagaan KWI tidak memiliki cabang seperti itu. KWI adalah lembaga koordinasi para uskup, tetapi bukan di atas keuskupan. Sebab, Keuskupan itu otonom, Para uskup bertanggungjawab secara langsung kepada Paus di Vatikan.”
Sementara itu, Romo Kamilus selaku sekretaris Komsos KWI mengatakan Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI merupakan salah satu komisi di KWI yang bergerak di bidang komunikasi, khususnya pastoral komunikasi sosial.
“Selama ini, kami terus berupaya untuk membangun dan menggerakan aktivitas pastoral gereja di bidang komunikasi dengan bekerja sama dengan keuskupan dan para pegiat di bidang komunikasi sosial.”
Namun, menurut Romo Kamilus, problem utama yang dirasakan hingga saat ini adalah minimnya publikasi secara luas. Padahal, menurut Romo Kamilus ada begitu banyak wilayah dan kejadian masing-masing potensial untuk dipublikasikan secara luas, terutama dari sisi permasalahan kebangsaan. Romo Kamilus pun berharap agar ke depannya kerja sama dengan SCTV terkait publikasi karya pastoral gereja semakin ditingkatkan.
“Kami berharap, konten-konten kebangsaan yang selama ini digarap oleh Komisi Komsos KWI dan Komsos Keuskupan dapat dipublikasi secara luas oleh SCTV”, ujar Romo Kamilus.
Bangun Kerjasama
Menanggapi permintaan dari Pastor Kamilus, David Suarto selaku programing SCTV mengatakan pihaknya sungguh menyadari bahwa saat ini sedikit sekali kontribusi konten Katolik di SCTV.
“Ada live penyejuk imani di pagi hari, siaran langsung Paskah, tapi itu sangat terbatas durasi waktunya,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga menyadari bahwa salah satu kewajiban TV Swasta adalah perlu terus memberikan konten universal lewat iklan layanan. “Iklan layanan kami buat untuk mengingatkan warga masyarakat akan hari raya tertentu. Kebetulan di SCTV kita ada konser natal, dan mulai tahun kemarin kita sudah membuat ftv tentang natal. Walau kita masih mencari konten lain untuk disiarkan secara publik”.
Tak lupa, David juga mengapresiasi konten-konten positif yang sudah disebarkan oleh KWI selama ini. Ia mengatakan konten-konten positif yang dikerjakan selama ini menjadi bukti bahwa setiap agama dapat berkontribusi positif pada masyarakat, dan hal itu perlu dipublikasikan, sehingga masyarakat diharapkan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita hoax.
“Ke depannya kami berupaya agar konten-konten dari KWI dapat disiarkan lebih banyak dan lebih luas lagi ke tengah masyarakat. Yang penting kita saling bersinergi”.
Sementara itu, Mohamad Teguh, Pemimpin Redaksi SCTV mengatakan bahwa sebagai sebuah media pihaknya sangat mendukung upaya-upaya penyebarluasan konten-konten kebhinekaan. Upaya-upaya itu dimaksudkan untuk membantu masyarakat, agar mereka dapat menghargai perbedaan.
“Peran itu semakin terasa, terutama ketika kita belajar dari pilkada DKI. Di tengah situasi yang sangat keras pada waktu itu, kami mengembangkan slot khusus tentang merawat persatuan. Sepanjang konten itu ada hubungan relasi keagamaan, pihaknya akan berupaya untuk menayangkannya.”
Menyambut niat baik pihak SCM itu, Mgr. Suharyo mengatakan bahwa saat ini Konferensi mendapat jalan untuk menyebarluaskan gagasan mulia. Ia menegaskan tidak mungkin menyebarkan gagasan mulia tanpa kerja sama dengan teman-teman media.
“Silakan menggunakan pintu yang telah dibuka tadi untuk menyebarkan gagasan baik. Moga-moga dalam waktu tidak lama pengurus komsos dapat menawarkan hal-hal baik untuk disebarkan.Lanjtukan kerja sama yang sudah ada, bangun kerja sama yang baik untuk hal-hal yang belum terlaksana.
Silaturahmi dan kerjasama antara pihak SCM dan KWI sebenarnya bukan baru kali ini dilakukan. Sebelumnya, kerja sama juga pernah dilakukan antara KWI dan Indosiar. Sejak berdirinya, Indosiar pernah membuka kerja sama dengan pihak gereja. Waktu itu kontak dibuka dengan Romo Van Leuhven. Berkat kerja sama itu, Indosiar pun pernah menyiarkan film Sugiyo dan siaran perayaan Natal langsung dari Vatikan.
Selain David Suarto dan Mohamad Teguh,anggota tim yang juga ikut mendampingi Gilang Iskandar adalah Esther Mulyanie, Assignment Editor SCTV, Gupron S, Margareta Putri dan Uki Hastama. Keduanya bertugas di divisi Corporate Relation SCTV-Indosiar, Hadir juga Indria P. Hadi dari News Division IVM.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.