Dalam konteks masyarakat pada waktu itu anak dipandang sebagai anugerah Allah. Merekalah yang nantinya akan merawat orang tua serta meneruskan nama dan keturunan keluarga. Tetapi seorang anak tidak banyak mempunyai hak. Mereka sepenuhnya harus taat kepada orang tua.
Dalam pewartaanNya, Yesus sering menggunakan anak sebagai contoh untuk menunjukkan kepada pendengar dan juga kita semua bahwa kekuatan dan kekuasaan tidak berlaku dalam Kerajaan Allah, karena yang dikehendaki Allah hanyalah ketaatan.
Hari ini Gereja memperingati St Teresia dari Kanak-kanak Yesus. St Teresia dikenal dan dikenang karena banyak warisan rohaninya bagi perkembangan Gereja yang menjadi teladan kita bagaimana menjadi seperti anak kecil dalam kerajaan Allah. Sebagai suster dia ingin menggapai kesempurnaan hidup dengan jalan yang sangat sederhana; hidup selaku seorang anak kecil, penuh cinta dan iman akan Allah dan penyerahan diri yang total dengan perasaan gembira. Cita-citanya itu diwujudkan dengan melakukan hal-hal kecil dan kewajiban sehari-hari dengan penuh suka cita, tanggung jawab karena cinta kasihnya kepada Allah Bapa.
Menjadi seperti seorang anak yang sepenuhnya taat kepada kehendak Bapa, telah dilakukan oleh St Teresia dan juga bisa kita lakukan. Beranikah kita melakukan hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari? Bukankah kita lebih senang melakukan pekerjaan yang besar, kelihatan hasilnya dan akan mengundang pujian?
Beranikah kita dengan hati terbuka taat kepada kehendak Bapa, sepenuhnya percaya kepada penyelenggaraanNya? St Teresia menjadi teladan bagi kita bagaimana percaya dan berserah kepada kehendakNya. Semoga hati kita juga terbuka untuk melakukan kehendak Tuhan.
Keterangan foto Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus www.delcampe.net
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
