EKOLAH DASAR Kanisius Pelem Dukuh yang terletak di Desa Purwosari, Girimulyo, Kulon Progo, DIY memperingati pesta emas berdirinya, 26 -27 Desember lalu. Kegiatan yang dihadiri ratusan alumni dari semua angkatan ini diawali dengan sarasehan pendidikan bertajuk “Tanggung Jawab Umat Katolik terhadap Sekolah Katolik serta Peran Sekolah Katolik terhadap perkembangan Gereja”, dengan narasumber Antonius Wagiyo Topo Aji dan Br. G. Bambang Nugroho FIC.
Menurut Antonius, sekolah Katolik menopang dan menjadi ujung tombak Gereja di masa depan. “Perkembangan gereja tidak dapat dipisahkan dengan sekolah Katolik. Sekolah Katolik yang berkembang, akan mengembangkan gereja, sebab sekolah Katolik salah satu sendi pewartaan Kristus”, tuturnya.
Lebih lanjut, kata Antonius, tantangan yang dihadapi sekolah Katolik pada jaman now ini adalah sekolah Katolik mendidik generasi milenial yang ingin serba cepat dan instan, persaingan ekonomi yang kuat dan pergeseran akan nilai kehidupan. Dan perlunya sinergi antara sekolah dengan masyarakat yang kuat.
Sementara itu, Br. Bambang menyoroti semangat perbuatan kasih dari sekolah Katolik untuk memberikan pelayanan yang berbeda. “Yang membedakan sekolah Katolik dengan sekolah lain adalah roh Kristiani. Roh Kristiani harus selalu dihidupi terus menerus. Roh itu akan tampak dengan salah satunya adalah guru-guru dan siswa-siswa yang gembira”, tutur Br. Bambang.
Selanjutnya, pada hari kedua dies natalis sekolah Kanisisu diadakan misa syukur dan perarakan dari Gereja St. Maria Fatima Pelem Dukuh ke SD Kanisius Pelem Dukuh yang berjarak kurang lebih 2 km. Kemudian ada kegiatan ziarah ke para pendiri dan guru-guru yang sudah meninggal dan pentas seni dari anak-anak SD Kanisius Pelem Dukuh dan alumni. Malam harinya, ada slawatan katolik, karawitan SD Kanisius, dan ditutup dengan wayang kulit dengan dalang Ki Sukirman.
Misa syukur di pimpin RD Petrus Sarjiyono Pr dan RP Yohanes Purwanto MSC. Menurut Romo Yohanes Purwanto MSC, sekolah yang berangkat dari kesederhanaan yakni semula masih menumpang di rumah-rumah para pendiri telah menghasilkan buah-buah yang melimpah dan perkembangan yang luar biasa bagi gereja.
Ketua Panitia, Chatarina Supiyah mengatakan kegiatan ini untuk menjalin keakraban sesame alumni dan untuk kembali memotivasi umat Paroki Pelem Dukuh agar terus pedului dengan keberadaan dan keberlangsungan sekolah Katolik.
Artikel ini Dikirim oleh Thomas Sutasman, Alumni 1987.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.