SUMBAWA BESAR – Bagi anda yang masih beranggapan bahwa pesan hanya dapat berupa kata-kata, maka ubahlah segera anggapan seperti itu. Pesan yang diterima melalui kata-kata hanya satu hal kecil saja dalam presentasi. Selain kata-kata, ada bahasa tubuh, visualisasi yang ikut menentukan pesan presentasi diterima oleh pendengar.
“Jika bahasa tubuh ok, visualnya ok, presentasi bisa dibilang mendekati sempurna. Jadi pesan tidak hanya sekedar kata-kata saja,” kata Errol Jonathans saat memberikan materi tentang presentasi bagi peserta workshop public speaking, Selasa (25/8) di Gedung Pastoral Santo Ignatius, Sumbawa, NTB.
Menurut Errol, sebagaimana juga pernah dikatakan oleh Walf Disney, dari semua produk komunikasi masa, gambar merupakan bahasa universal yang paling mudah dipahami. “Bisa dibayangkan, mengapa satu gambar dapat dimengerti secara berbeda oleh setiap pembaca atau klien yang melihatnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, presentasi dengan berdiri dan memakai alat bantu visual memberi dampak lebih profesional, lebih persuasif, lebih kredibel, lebih menarik, dan dikesankan bahan disiapkan dengan baik,
Berdasarkan penelitian Wharton School of Business, University of Pensylvania, diperoleh kesimpulan, efektivitas duduk dan berbicara menghasilkan 58 % pengaruh bagi pendengar, pelanggan atau klien dan 79 % pengaruh dihasilkan dari presentasi dengan beridiri.
Kesalahan Umum
Errol mengungkapkan, selama memberikan pelatihan public speaking di beberapa tempat di Indonesia sering peserta melakukan beberapa kesalahan umum presentasi. Di antara banyaknya kesalahan, yang paling sering terjadi adalah lemahnya kesan pertama, suara lemah dan tidak menguasai teknik bertutur, dikesankan tidak punya target, cara komunikasi yang kering dan membosankan, pergerakan tubuh yang kaku atau blocking, kontak mata tidak fokus dan merata, lemah ekspresi wajah, miskin humor, persiapan materi lemah, pendengar tidak dilibatkan dalam kepentingannya, kurangnya antusiasme, lemah menutup presentasi, dan orisinalitas kepribadian tidak ditampilkan.
“Bila komunikator melakukan kesalahan seperti itu, bagaimana mungkin pesan dapat diterima dengan baik oleh pendegar,” kata Errol sambil memperlihatkan kepada peserta gambar seorang pemuda yang sedang tidur di atas motornya.
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.