Gal 3:7-14; Luk 11: 15-26
PERTOBATAN: MENGENTASKAN “KETANDUSAN”
“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Luk 11: 20)
Konon kabarnya setan pernah protes kepada Tuhan. Protesnya begini: “Tuhan, Engkau adalah Allah yang tidak adil. Aku baru satu kali melakukan kesalahan, Engkau mengusirku dan pintu surga sudah tertutup buat aku. Tetapi manusia berulang-ulang melakukan kesalahan dan sering mengkhianati Engkau, pintu surga masih terbuka bagi mereka. Bukankah itu berarti Engkau tidak adil?” Apa kira-kira jawaban Tuhan supaya setan tidak protes lagi? Dan Tuhan pun menjawab: “Betul setan, pintu surga tertutup buatmu dan terbuka bagi manusia sebab tidak seperti engkau, manusia mau datang menyembah-Ku, minta ampun, dan bertobat!”
Bisa jadi salah satu yang membedakan setan dan manusia adalah tobat. Pertobatan bukan saja melepaskan manusia dari kuasa dosa dan mengusir (godaan) setan bersama antek-anteknya tetapi juga membawa menusia pada kondisi ideal seperti yang dikatakan Yesus: Kerajaan Allah sudah datang padamu! Apa artinya Kerajaan Allah datang kepada kita? Itu berarti bahwa Allah hadir di dalam hidup manusia agar manusia tidak mudah dikuasai lagi oleh roh jahat yang akan kembali dengan bala kaumnya untuk menyerang lebih dahsyat hidup manusia (lih. ay. 24-26). Maka pertobatan manusia terus-menerus merupakan penangkal bagi serangan setan dan mewaspadai gerakan mereka sehingga kita tidak mudah lengah.
Kita tahu, ada banyak roh jahat berkeliaran dan mencari mangsa. “Ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian” (ay. 24). Maka selalulah waspada, jangan sampai tandus hidup kita agar tak mudah rentan dirasuki roh jahat. Dan kita juga diutus untuk mengusahakan agar hidup sesama kita pun tidak tandus. Terlebih di Hari Pangan Sedunia ini kita juga diingatkan, salah satu bentuk ketandusan hidup manusia adalah kemiskinan. Dan tandus karena kemiskinan itu bisa menjadi sasaran empuk bagi roh jahat untuk berkuasa.
Kerajaan Allah bukan hanya untuk kita tetapi kita juga dipakai Allah agar Kerajaan-Nya meraja di mana-mana. Maka mari kita mengentaskan “ketandusan” karena kemiskinan dengan melayani dan mencintai melalui pangan sehat. Perutusan itu pula yang menjadikan pertobatan kita bukan sekedar mohon ampun tetapi juga nyata mewujudkan tindakan Tuhan di dunia sekarang ini: mencegah roh jahat dengan mengentaskan“ketandusan” dan menyatakan Kerajaan Allah sudah datang!
Pertanyaan reflektif:
Setiap kali kita memohon ampun dan bertobat, setiap kalikah ucapan kita pun ditandai dengan aksi nyata mencegah serangan roh jahat dengan ikut ambil bagian dalam pengentasan kemiskinan?
Doa:
Tuhan Yesus, lindungilah aku dari serangan roh-roh jahat dengan membimbingku untuk selalu berada di dalam situasi pertobatan. Ajarilah aku juga untuk berbagi hidup kepada banyak orang yang seringkali berada dalam situasi hidup dan hati yang “tandus”. Amin. (RD M. Harry Sulistyo )
Keterangan foto: Orang samaria yang baik hati, ilustrasi dari sangsabda.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.