ORANG Farisi dan ahli Taurat merupakan kaum terpelajar dan sangat menguasai Hukum Taurat.
Namun kepandaian yang mereka miliki, membuat mereka takabur dan menjadi tinggi hati.
Mereka merasa paling benar sehingga mereka menolak para nabi yang membawa kabar keselamatan.
Dalam keseharian hidupnya, mereka tidak menghayati apa yang mereka ajarkan. Bahkan mereka menghalangi orang-orang yang mau melaksanakannya.
Yesus mencela sikap mereka dengan tujuan agar mereka menyadari kesalahannya.
Tapi mereka justru marah dan menutup pintu hati mereka terhadap pertobatan.
Mari belajar untuk rendah hati, menyadari bahwa tanpa Allah hidup kita tidak bermakna.
Senantiasa hidup dalam pertobatan, berjuang tanpa henti untuk hidup benar di hadapanNya.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.