“Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian.” (Yoh 3, 25)
Suatu saat beberapa ibu-ibu penghias panti imam datang dan bertanya, “Romo, sebetulnya menghias altar dengan bunga plastik boleh atau tidak to? Keuskupan membuat ketentuan apa tidak? Kenapa kami tidak boleh menggunakan bunga plastik, sedangkan kelompok lain boleh?”
Perselisihan di antara para murid Yesus selalu terjadi kapan pun dan dimana pun. Ada banyak hal yang selalu menimbulkan perbedaan pendapat atau perselisihan satu dengan yang lain, seperti: jenis bunga untuk menghias panti imam, lagu-lagu rohani atau liturgis, tata perayaan Ekaristi, persiapan penerimaan sakramen, penyusunan jadwal petugas liturgi.
Hal-hal yang bisa menimbulkan perselisihan tidak hanya berasal dari bidang liturgi atau pewartaan, tetapi juga bidang pelayanan lain. Umat bisa berselisih tentang materi dan metode pendalaman iman, pengembangan kelompok basis, pelayanan kematian, pengembangan kelompok doa atau kelompok kategorial lain.
Perselisihan tidak hanya terbatas antar pribadi, tetapi juga antar kelompok umat. Ada kelompok kategorial yang merasa direstui dan didukung Romo Paroki, ada juga kelompok lain yang merasa dianaktirikan atau tidak didukung dinamika dan perkembangannya. Hal lain yang sering menimbulkan perselisihan sengit adalah pengelolaan keuangan. Dana dibutuhkan oleh tim kerja, kelompok kategorial atau kepanitiaan lain.
Orang bisa berselisih tentang bagaimana sumber dana diperoleh dan digunakan secara tepat, transparan dan bertanggung jawab.
Perselisihan di antara para murid selalu membingungkan dan menimbulkan tanda tanya: bukankah mereka hidup di paroki yang sama, percaya pada Tuhan yang sama, mendapatkan pelayanan sakramental yang sama, mendapatkan pengajaran atau renungan yang sama, melayani umat yang sama.
Murid-murid Yohanes juga bingung, ketika Yesus juga membaptis dan banyak orang mengikutinya. Mereka berselisih dalam memahami soal penyucian.
Dalam situasi perselisihan seperti itu, Yohanes memberikan teladan sikap yang utama, “Dia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”
Teman-teman selamat petang dan selamat berakhir pekan. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.