Beranda Jendela Alkitab Harian Peringatan wajib Santo Fransiskus Asisi (Luk 10: 17-24), 4 Oktober 2014

Peringatan wajib Santo Fransiskus Asisi (Luk 10: 17-24), 4 Oktober 2014

S. Fransiskus dari Asisi, ilustrasi dari commons.wikimedia.org

Para murid dengan bangganya menceritakan apa yang telah terjadi. Mereka mampu menaklukan setan-setan dalam nama Tuhan.tetapi Yesus tidak menanggapi secara langsung cerita para murid. Sebaliknya Yesus mengajak para murid untuk bersikap rendah hati, karena semuanya adalah karya Tuhan. Semakin menyadari “kekecilan” kita di hadapan Tuhan, maka akan semakin luas dan besar ruang untuk Tuhan tinggal dan berkarya dalam diri kita. Dengan begtu juga semakin membawa kita pada pengenalan yang lebih dalam akan kehendak Tuhan.

Fransiskus Asisi yang hari ini kita peringati kiranya dapat menjadi contoh bagaimana menjadi “kecil” di hadapan Tuhan dan sesama. Fransiskus dilahirkan di tengah keluarga saudagar yang kaya raya. Hal itu sangat memungkinkan dia untuk hidup mewah, karena berkecukupan.

Tetapi sapaan Tuhan mampu mengubah gaya hidupnya. Dia meninggalkan segala kemewahannya, meninggalkan segalanya dan menjadi sahabat bagi orang-orag kecil, miskin. Apa yang dia kerjakan bukan untuk dirinya tetapi untuk mereka yang miskin dan menderita. St. Fransiskus Asisi telah memilih menjadi kecil dari pada menjadi kaya sebagai anak seorang saudagar.

Marilah kita menjadi “kecil” di hadapan Tuhan, menjadi pelaku-pelaku Sabda-Nya. Dan marilah kita juga menjadi pelaku-pelaku perdamaian TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.

Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan. Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.

Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita. Ya Tuhan Allah, ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur; mengerti daripada dimengerti; mengasihi daripada dikasihi; sebab dengan memberi kita menerima; dengan mengampuni kita diampuni, dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal. Amin. (Doa St Fransiskus Asisi)

 Keterangan foto: S. Fransiskus dari Asisi, ilustrasi dari commons.wikimedia.org